Arloji Mido di Tangan Kiri Aktor Termahal Korea

Pemenang dua penghargaan Grand Bell Awards -penghargaan setara dengan Academy Awards di Korea Selatan- itu adalah salah satu nama terbesar di dunia drama Korea.

Bahkan, nama Kim Soo Hyun kini tercatat sebagai aktor termahal Korea.

Sebagai gambaran, laman Lifestyleasia.com menyebut bintang kelahiran 16 Februari 1988 itu dibayar sebesar 423 ribu dollar AS atau sekitar Rp 6,4 miliar per episode untuk drama One Ordinary Day.

Kreasi remake dari drama terkenal BBC Criminal Justice tersebut diproduksi pada tahun 2021 lalu, sebanyak delapan episode.

Bayaran itulah yang kini menjadikan dia sebagai aktor K-drama dengan bayaran tertinggi.

Kim memulai karirnya dengan drama Korea Kimchi Cheese Smile pada tahun 2007.

Dia lalu meraih kesuksesan secara komersial dan juga kritis dengan acara-acara seperti Dream High (2011-2012), Moon Embracing the Sun (2012), My Love from the Star (2013-2014) dan juga film-film seperti The Thieves (2012) dan Secretly, Greatly (2013).

Setelah menyelesaikan wajib militernya, Kim Soo Hyun tampil sebagai cameo dalam drama hit Hotel del Luna (2019) dan Crash Landing on You (2020).

Setelah itu dia memukau semua orang dengan penampilannya yang luar biasa dalam It's Okay to Not Be Okay (2020) yang mendapat sambutan hangat.

Dalam produksi itu dia dilaporkan mendapat bayaran sebesar 155.000 dollar AS per episode atau sekitar Rp 2,3 miliar, sebelum mendadpat bayaran hampir tiga kali lipat setahun kemudian.

Dalam konteks itu pulalah, Kim Soo Hyun hadir di Bangkok, Thailand, pada akhir bulan Juni lalu.

Kala itu, Mido memperkenalkan arloji Mido Multifort TV Big Date untuk pasar Asia, dan Kim Soo Hyun hadir sebagai bintang utama dalam sebuah cocktail party di hotel berbintang lima di kota itu.

Tak menyia-nyiakan kebintangan Kim Soo Hyun, Mido pun mengundang rombongan wartawan dari banyak negara Asia untuk mengekspos acara dan produk tersebut.

Di penghujung acara, para jurnalis mendapat kesempatan terjadwal untuk melakukan interview singkat dengan Kim Soo Hyun. Ya, singkat. Cuma 10-15 menit untuk tiap negara, yang rata-rata terdiri dari 3-4 media.

Di sela berlangsungnya wawancara, seorang jurnalis Indonesia menanyakan mengenai pilihan tangan untuk Kim Soo Hyun, karena dia kidal. 

"Anda seorang kidal, di tangan mana Anda lebih nyaman mengenakan arloji," begitu kira-kira bunyi pertanyaan si jurnalis itu.

Mendengar pertanyaan itu, sang penerjemah sempat mengartikan pertanyaan itu, sebelum kemudian dia berhenti menerjemahkan.

Wanita itu lalu berkata, "Itu pertanyaan personal, soal fisik, kita tak bisa menanyakan itu."

Memang, tak cuma waktu yang mepet, semua pertanyaan yang akan diajukan sudah harus diajukan kepada manajemen Kim Soo Hyun, jauh-jauh hari ketika para wartawan belum ada di Thailand.

Dengan tegas, pihak Kim Soo Hyun menyebut tak akan melayani pertanyaan seputar kehidupan pribadi, romansa, dan pertanyaan sejenis lainnya. Terasa sangat ketat protokol yang dibangun.

Namun Kim Soo Hyun yang kadung mengerti maksud pertanyaan soal tangan kidal itu segera menyela.

"Enggak apa-apa, saya prefer pakai di kiri," kata Kim Soo Hyun sambil mengangkat tangan kirinya seraya tertawa.

Saat itulah terlihat arloji dengan strap stainless steel ber-dial biru -senada dengan setelah jas yang dipakainya-, yang tak lain adalah Mido Multifort TV Big Date.

Ini adalah salah satu dari lima pilihan jam tangan yang masuk ke Indonesia dengan harga retail di kisaran Rp 20 jutaan.

Sayang, akibat intersep dari sang penerjemah, Kim Soo Hyun tak bisa bercerita lebih panjang mengenai preferensinya itu.

Tetapi dari kejadian kecil itu, terlihat betapa santun dan cenderung pemalu si bintang bernama Kim Soo Hyun ini.

Selain soal arloji Mido di tangan kiri, beberapa kali dia menjawab pertanyaan wartawan dengan menutup mulut sambil terkekeh, seperti malu dengan apa yang dia ucapkan.

Dia pun berkali-kali menangkupkan kedua tangannya di dada untuk memberikan penghormatan pada orang-orang di hadapannya.

Setidaknya, kehangatan dan sopan satun Kim Soo Hyun ini mampu menjadi obat dari keresahan jurnalis akibat ketatnya protokoler yang dibangun oleh tim-nya, yang menjaga sang aktor bak seorang Kepala Negara.