Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Stres Memperparah Asam Lambung, Benarkah?

Bahkan, penyakit asam lambung atau yang juga dikenal sebagai refluks gastroesofagus (GERD) bisa muncul seiring dengan meningkatnya tingkat stres.

Namun, hubungan antara stres dan asam lambung sangat rumit.

Karena meskipun stres dapat memperburuk gejala asam lambung, stres tidak mungkin menjadi penyebab utama sehingga ada faktor lainnya yang juga ikut berperan.

Bagaimana hubungan antara stres dan asam lambung?

Beberapa hal seperti kelebihan berat badan, merokok, atau mengonsumsi alkohol, bisa menjadi faktor pemicu asam lambung.

Namun, stres dapat membuat kita merasakan gejala asam lambung yang lebih akut.

"Stres dapat memengaruhi banyak fungsi usus dan kita tahu bahwa pasien yang mengalami banyak tekanan psikologis menderita asam lambung yang lebih parah."

Demikian penuturan Mitchell Cappell, MD, PhD, kepala gastroenterologi di Rumah Sakit Beaumont di Royal Oak, Michigan, Amerika Serikat.

"Kita hidup di masa-masa penuh tekanan dan gejala asam lambung adalah hal yang sangat umum terjadi," katanya.

Dalam sebuah survei terhadap lebih dari 12.000 pasien, yang diterbitkan pada tahun 2015 di jurnal Internal Medicine, lebih dari 45 persen peserta mencatat perasaan stres yang terus berlanjut sebagai faktor gaya hidup yang umum terjadi pada GERD.

Kemudian, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cureus pada tahun 2021 menjelaskan bahwa stres dapat mengganggu fungsi pencernaan yang normal.

Studi ini meneliti korelasi antara kecemasan, depresi, dan GERD.

Sementara itu, penelitian lain yang diterbitkan pada tahun 2018 dalam Journal of Neurogastroenterology and Motility meneliti hubungan antara kecemasan, depresi, dan GERD.

Studi ini membahas literatur sebelumnya tentang peningkatan keparahan asam lambung dengan stres dan menunjukkan tingkat GERD yang lebih tinggi pada mereka yang mengalami kecemasan dan depresi.

Maka, para penulis pun menyimpulkan bahwa pengobatan asam lambung haruslah merupakan pendekatan multidisiplin yang juga mencakup perawatan psikologis.

"Orang yang stres dapat mengalami penurunan kadar zat mirip hormon yang dikenal sebagai prostaglandin, yang dapat membantu melapisi lapisan lambung dan melindunginya dari asam," ungkap seorang ahli pencernaan di Mercy Medical Center di Baltimore, Amerika Serikat, Jonathan Schreiber, MD.

Mengurangi stres adalah kunci

Mengurangi stres dapat meringankan sakit maag dan masalah pencernaan lainnya, tetapi hal ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

"Saya sering mengatakan kepada pasien, jika saya dapat menulis resep untuk meredakan stres, saya akan menulis resep untuk diri saya sendiri terlebih dahulu," kata Schreiber.

Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang untuk mengurangi stres yang dapat membantu mengurangi gejala asam lambung.

Sebagai contoh, olahraga adalah pengurang stres yang baik.

"Ini tidak berarti lari maraton. Bisa juga dengan berjalan kaki selama setengah jam sehari," kata Schreiber.

"Selain itu, kita benar-benar perlu meluangkan waktu yang cukup untuk merawat diri sendiri, entah itu membaca buku, berjalan-jalan, atau melakukan yoga."

"Kegiatan kreatif seperti menulis, membuat karya seni, atau bermusik juga berperan dalam mengurangi stres," saran dia.

Di sisi lain, Cappell merekomendasikan untuk berbicara dengan terapis, rohaniawan, atau bahkan teman baik tentang masalah kita yang juga dapat membantu mengurangi stres.

Kebiasaan sehat sangat membantu dalam memerangi stres.

Sangat mudah untuk menggunakan hal-hal yang kita tahu tidak baik untuk kita seperti merokok dan mengonsumsi alkohol atau kafein yang berlebihan ketika masa-masa sulit.

Maka, apabila kita sedang merasa stres, berhati-hatilah untuk menghindari faktor pemicu yang dapat memperburuk GERD, termasuk makanan dan minuman:

Makanan asam, seperti tomat atau jeruk, alkohol, cokelat, kopi dan sumber kafein lainnya.

Lalu, makanan tinggi lemak, makanan pedas, juga mint.

Tips lainnya adalah membuat waktu makan senyaman mungkin, misalnya, dengan memutar musik yang menenangkan.

Selain itu, makan dalam porsi yang lebih kecil dan jangan berbaring terlalu cepat setelah makan.

Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal menyarankan untuk makan setidaknya tiga jam sebelum berbaring.

Jika perubahan pola makan dan gaya hidup tidak cukup mengurangi gejala, obat-obatan juga dapat membantu mengatasi asam lambung.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/18/180000220/stres-memperparah-asam-lambung-benarkah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke