Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alami Mata Merah dan Berair? Waspada Gejala Dry Eye

KOMPAS.com – Mata merah dan berair tak hanya menyebabkan rasa tidak nyaman tetapi juga dapat mengganggu aktivitas.

Ada banyak kondisi yang bisa menyebabkan keluhan mata merah dan berair, namun yang paling sering terjadi adalah akibat mata kering atau dry eye.

Kondisi ini terjadi apabila kelenjar air mata tidak menghasilkan air mata yang cukup, sehingga mata menjadi kering, merah dan berair.

Seperti yang diungkap oleh Tri Rahayu, Dokter Spesialis Mata Konsultan, Jakarta Eye Center.

“Ada rasa mengganjal, mata merah, berair, kering, ada sensasi berpasir dan muncul kotoran merupakan gejala dry eye.”

Demikian kata Tri dalam acara peringatan Bulan Kesadaran Mata Kering, yang diselenggarakan JEC Eye Hospitals, Jakarta, Kamis (18/7/2023).

Disebabkan penggunaan layar elektronik

Salah satu penyebab munculnya dry eye adalah akibat terlalu lama menatap layar elektronik seperti TV, komputer, gawai digital dan lainnya.

Menurut Tri, kehidupan modern yang menuntut aktivitas melibatkan gawai digital sangat berpengaruh terhadap risiko seseorang mengalami dry eye.

“Apalagi rata-rata durasi tatap layar masyarakat Indonesia menggunakan ponsel menjadi yang terlama di dunia, yakni 5 jam 39 menit per hari,” jelasnya.

Sedangkan screen time masyarakat Indonesia melalui berbagai peranti berlayar elektronik baik televisi, komputer, tablet, hingga ponsel berada di peringkat kesebelas terlama di duni yaitu, 7 jam 42 menit.

“Banyak yang menyepelekkan dry eye, padahal jika dibiarkan bisa merusak permukaan mata akibat peradangan atau infeksi yang bersifat permanen,” katanya.

Mengatasi dry eye

Dry eye atau mata kering sebaiknya tidak dianggap enteng, ketika muncul gejala mata merah dan berair, segera istirahatkan mata dari paparan layar elektronik.

Menurut Nina Asrini Noor, Dokter Spesialis Mata dan Ketua Dry Eye Service JEC Eye Hospitals and Clinics menyatakan bahwa ada beberapa pertolongan pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi dry eye.

“Untuk pertolongan mata, coba dulu istirahatkan dulu 5 menit, kalau udah mendingan, next lihat hapenya jangan terlalu lama, banyakin istirahat,” kata dia.

Namun, jika istirahat saja tak cukup mengatasi gejala dry eye, maka cobalah untuk menggunakan obat tetes mata yang di jual di apotek.

“Obat tetes mata selama labelnya hijau atau biru itu boleh untuk digunakan,” jelasnya.

Namun, jika sudah menggunakan obat tetes selama dua minggu berturut-turut, dan tidak ada perubahan. Maka, dokter Nina menyarankan agar segera melakukan konsultasi dengan dokter.

“Itu sudah tanda berarti obat ini sudah tidak mumpuni lagi. Itu pertana sudah harus periksa ke dokter,” ujarnya.

Pengobatan medis pada dry eye

Sebagai gangguan mata kronis, dry eye membutuhkan penanganan jangka panjang.

Terapinya pun sangat bervariasi tergantung keluhan, penyebab, dan hingga tingkat keparahan dry eye yang dialami penderitanya.

Pemberian pengobatan dari dry ini pun bermacam-macam, mulai dari pemberian antibiotik, pemberian obat tetes mata hingga terapi Intense Pulse Light (IPL).

“IPL ditujukan langsung ke kelopak mata untuk memperbaiki fungsi kelenjar Meibom sehingga kadar penguapan air mata berkurang,” jelasnya.

Rasio perbaikan keluhan dry eye menggunakan terapi E-Eye IPL mencapai lebih dari 80 persen.

“Hingga saat ini, Intense Pulse Light merupakan teknologi paling mutakhir untuk mengatasi dry eye,” tutupnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/20/140101920/alami-mata-merah-dan-berair-waspada-gejala-dry-eye

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke