Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Makan Pisang Bisa Bikin Sakit Perut? Ini Alasannya

Namun, tak jarang juga beberapa orang mengalami ketidaknyamanan pada perutnya setelah mengonsumsi buah ini.

Dalam sejumlah kasus, pisang dapat membuat perut sakit karena beberapa kemungkinan penyebab, termasuk sindrom iritasi usus besar (IBS), gangguan umum yang menyebabkan sakit perut, kram, gas, kembung, dan masalah pencernaan (GI) lainnya.

Selain itu, perut sakit juga bisa terjadi ketika kita memiliki intoleransi fruktosa atau alergi pisang yang langka.

Sebab, pisang mengandung sorbitol, yang kadang-kadang dapat menyebabkan gas, kembung, dan bahkan diare.

Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengapa pisang dapat menyebabkan gejala pencernaan, simak penjelasan selengkapnya dan cara untuk meminimalkan efeknya sebagai berikut.

Penyebab makan pisang bikin sakit perut

Menurut ahli gizi dan penulis di Verywell Health, Lindsey DeSoto, RD, LD, ada beberapa penyebab yang membuat perut kita sakit setelah makan pisang:

• Mengandung serat larut dan sorbitol

Pisang kerap digunakan untuk mengisi kembali kalium dan nutrisi penting lainnya yang hilang karena muntah atau diare.

Meskipun pisang umumnya dapat ditoleransi dengan baik, beberapa orang akan mengalami kembung dan gas setelah memakannya.

Salah satu alasan mengapa seseorang mungkin mengalami ketidaknyamanan setelah makan pisang adalah karena kandungan serat larutnya.

Serat larut diketahui mudah larut dalam air dan lebih mudah difermentasi dalam usus besar daripada serat tidak larut.

Hal ini kemudian bisa menyebabkan gas dan kembung pada beberapa orang.

Di samping itu, pisang juga mengandung sorbitol.

Sorbitol adalah gula alami yang berfungsi sebagai pencahar dan dapat menyebabkan gas, kembung, serta diare bila dikonsumsi dalam jumlah besar.

Pisang juga mengandung fruktosa (sejenis gula sederhana) yang tinggi, terutama jika terlalu matang.

Banyak orang yang menderita IBS disarankan untuk menghindari pisang karena dapat memicu banyak efek samping yang sama seperti laktosa yang tidak tercerna (gula dalam susu).

Faktanya, pisang dianggap mengandung FODMAP (oligosakarida yang dapat difermentasi, disakarida, monosakarida, dan poliol) yang tinggi.

Jika kita mengikuti diet rendah FODMAP untuk mengelola IBS, maka kita perlu menghindari atau membatasinya.

• Alergi

Alergi pisang jarang terjadi, hanya memengaruhi kurang dari 1,2 persen orang di seluruh dunia.

Banyak orang dengan alergi pisang juga alergi terhadap serbuk sari atau lateks karena mereka memiliki struktur protein yang sama.

Seseorang dengan alergi pisang dapat mengalami mengi, penyempitan tenggorokan, atau gatal-gatal dalam beberapa menit setelah makan buah.

Mereka juga dapat mengalami mual, sakit perut, muntah, dan diare.

• Intoleransi fruktosa

Seseorang dengan intoleransi fruktosa biasanya akan mengalami kesulitan mencerna fruktosa.

Orang dengan intoleransi ini harus membatasi atau membatasi fruktosa dalam makanan mereka.

Secara umum, malabsorpsi fruktosa terjadi ketika tubuh tidak dapat mencerna atau menyerap fruktosa sebagaimana mestinya.

Hal ini dapat menyebabkan kembung gas dan ketidaknyamanan perut.

Intoleransi fruktosa sebenarnya sangat jarang terjadi. Namun, itu bisa disebabkan ketika hati tidak dapat membantu tubuh memecah fruktosa.

Kondisi ini sering menyebabkan gejala yang lebih parah dan membutuhkan pengobatan tambahan, selain menghilangkan fruktosa dari makanan.

Kebanyakan orang dapat mentoleransi sejumlah kecil fruktosa yang ditemukan dalam buah-buahan seperti pisang.

Mereka sering kali lebih sulit mentoleransi fruktosa dalam jumlah besar yang ditemukan dalam madu dan sirup jagung tinggi fruktosa.

Cara mencegah sakit perut setelah makan pisang

Apabila kita mengalami gas, kembung, atau ketidaknyamanan perut setelah makan pisang, pertimbangkan untuk membatasi ukuran porsi.

Misalnya, alih-alih makan satu atau lebih pisang sehari, mulailah dengan makan setengah buah pisang untuk melihat apakah gejala yang kita alami berkurang.

Namun, jika kita mengalami malabsorpsi fruktosa, maka kita bisa mencoba untuk sementara waktu menghilangkan makanan tinggi fruktosa, termasuk pisang, dari diet sehari-hari.

Setelah kita mulai merasa lebih baik, kita dapat secara perlahan-lahan menambahkan kembali makanan yang mengandung fruktosa.

Hal ini dapat membantu menentukan makanan yang menyebabkan masalah.

Jika kita makan pisang yang terlalu hijau atau mentah, kita juga bisa mengalami ketidaknyamanan pada perut.

Sebab, pisang yang belum matang cenderung mengandung pati resisten dalam jumlah tinggi, yang dalam jumlah besar dapat menyebabkan gejala ringan seperti gas dan kembung.

Kendati demikian, pati resisten difermentasi secara perlahan sehingga biasanya tidak menyebabkan gas sebanyak jenis serat lainnya.

Di sisi lain, pisang yang matang atau dimasak memiliki lebih sedikit pati dan lebih banyak gula sederhana sehingga lebih mudah dicerna.

Solusi lainnya adalah minum lebih banyak air dan secara bertahap meningkatkan asupan serat guna mengurangi efek samping dari gangguan pencernaan yang timbul setelah mengonsumsi pisang.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/31/071459720/makan-pisang-bisa-bikin-sakit-perut-ini-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke