Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waktu Olahraga Terbaik Berdasarkan Hasil Riset

Dia mengantar anak-anaknya ke sekolah, menyalakan televisi untuk menonton acara favoritnya, dan mulai berolahraga. Setelah selesai, Zulkey mandi dan mulai bekerja.

Sebaliknya, Meghan Cully, menghabiskan waktu seharian penuh untuk berolahraga sebelum pulang ke rumah.

Desainer grafis berusia 32 tahun dari Maryland, AS ini adalah seorang yang "slow starter" di pagi hari, dan sulit untuk beraktivitas di awal hari.

Masing-masing dari mereka berolahraga, tetapi apakah ada waktu yang lebih baik dari yang lain?

Pertimbangkan tujuan kebugaran

Sebuah penelitian kecil dari Skidmore College meneliti manfaat olahraga pagi dan sore hari bagi wanita dan pria.

Paul J. Arciero, Ph.D., profesor di departemen ilmu kesehatan dan fisiologi manusia di Skidmore, adalah peneliti utama dalam riset ini.

"Kami meminta kelompok-kelompok tersebut mengikuti rutinitas multi-modal yang sama, secara acak membaginya menjadi kelompok malam dan pagi," kata Arciero.

"Kami menemukan, wanita dan pria merespons secara berbeda terhadap jenis olahraga yang berbeda tergantung pada waktu, dan ini mengejutkan kami," sebut dia.

Penelitian ini mengungkapkan, bagi wanita yang ingin menurunkan tekanan darah atau mengurangi lemak perut, olahraga pagi hari adalah yang terbaik.

Sementara, wanita yang ingin meningkatkan otot tubuh bagian atas, daya tahan tubuh, atau memperbaiki suasana hati secara keseluruhan harus mempertimbangkan olahraga di malam hari.

Lalu, untuk pria, temuannya agak terbalik:

Olahraga malam menurunkan tekanan darah, risiko penyakit jantung, dan rasa lelah.

Sementara mirip dengan wanita, mereka membakar lebih banyak lemak dengan olahraga pagi.

Namun demikian, kata dia, untuk memahami alasan di balik hasil tersebut, diperlukan penelitian tambahan.

Yang paling ideal, kata Arciero, adalah menyesuaikan latihan dengan waktu di mana kita bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

"Jika kamu seorang wanita, maka, kamu mungkin ingin melakukan latihan kardio di pagi hari, dan latihan kekuatan di malam hari," kata dia.


Tergantung kronotipe

"Bagi banyak orang, waktu terbaik untuk berolahraga akan bergantung pada kronotipe mereka."

Demikian kata Jennifer J. Heisz, Ph.D., profesor kinesiologi di McMaster University dan penulis Move the Body, Heal the Mind.

Kronotipe adalah kecenderungan alami tubuh untuk tidur pada waktu tertentu-ini yang menentukan apakah kita seorang "burung hantu" atau "burung yang suka bangun pagi".

Bagi 25 persen populasi yang menganggap diri sebagai burung hantu, mendapatkan waktu tidur yang cukup dan olahraga yang cukup bisa jadi sulit, kata Heisz.

"Berolahraga di malam hari terkadang bisa menjadi tantangan dengan norma-norma masyarakat," sambung Heisz.

"Kamu mungkin secara alami begadang hingga tengah malam dan berolahraga larut malam, tetapi jika kamu harus keluar rumah keesokan paginya pada pukul tujuh pagi, maka kamu tidak cukup tidur."

Tidur-yang memberikan tubuh waktu yang diperlukan untuk memulihkan diri dan mendapatkan hasil dari olahraga-harus selalu menjadi prioritas dalam berolahraga.

Terlepas dari penelitian tentang manfaat olahraga tertentu pada waktu-waktu tertentu dalam sehari, hasil olahraga kita akan berkurang jika kita tidak menyediakan waktu yang cukup untuk tidur.

Cara mengubah waktu olahraga

Jika tujuan kita adalah mengubah rutinitas untuk mengikuti temuan Arciero terkait waktu berolahraga, --atau sekadar membuat olahraga menjadi lebih nyaman meskipun bertentangan dengan kronotipe--, Heisz mengatakan bahwa hal itu mungkin saja dilakukan.

"Jika kamu ingin beralih ke rutinitas pagi hari, misalnya, kabar baiknya adalah matahari dan olahraga dapat mengatur ulang isyarat biologis kita," kata dia.

"Gabungkan keduanya dengan berolahraga di luar di bawah sinar matahari, dan itu adalah efek yang kuat."

Untuk orang dewasa yang lebih tua, yang kecenderungannya terkadang terbangun terlalu dini dan tidak bisa tidur kembali, perubahan yang diinginkan mungkin dengan berolahraga di malam hari.

"Ini mungkin membantu untuk tidur lebih larut dan tidur lebih lama," kata Heisz.

Jika khawatir olahraga malam hari akan memengaruhi kemampuan untuk tidur, ubahlah olahraga menjadi bentuk olahraga yang lebih lembut, seperti yoga.

Hindari olahraga berat seperti lari, yang dapat meningkatkan detak jantung, dan membuat kita lebih sulit untuk beristirahat.

Bagi Cully yang berolahraga di malam hari, triknya adalah berolahraga dalam perjalanan pulang kerja, yang berjarak cukup jauh dari waktu tidur, agar tidak memengaruhi tidurnya.

"Jika saya pulang lebih dulu, saya mungkin tidak akan berolahraga," kata dia. "Tapi kemudian saya punya waktu sepanjang malam untuk bersantai."

Tidak peduli kapan pun kita memilih waktu untuk berolahraga, yang paling penting, menurut Arciero, adalah menyertakan pendekatan multi-moda.

Untuk penelitiannya ini, Arciero mengembangkan sebuah program yang disebut latihan ketahanan RISE, latihan interval lari, peregangan, dan ketahanan.

"Kami menemukan bahwa ketika melakukan setiap jenis latihan seminggu sekali, kepatuhannya lebih tinggi dan begitu pula manfaatnya," sebut dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/31/100723020/waktu-olahraga-terbaik-berdasarkan-hasil-riset

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke