Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketahui Cara Penularan ISPA

KOMPAS.com - Polusi udara di Jabodetabek masih belum bisa diatasi. Bahkan, Jakarta masuk dalam urutan tiga besar kota dengan kualitas terburuk dan tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Dokter spesialis anak dari RSIA Family dan RSIA Grand Family, dr Handoko Lowis  membenarkan polusi udara bisa memengaruhi kesehatan tubuh.

Saat ini, banyak anak yang mengalami masalah kesehatan seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. Bahkan, menurut Handoko, kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) melonjak hingga 90 persen dalam tiga bulan terakhir.

ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih saluran napas, mulai dari hidung hingga titik ujung saluran pernapasan. Gejala penyakitnya mulai dari sinus pada hidung, sakit tenggorokan, hingga batuk dan demam.

Dokter Handoko menjelaskan, ISPA adalah sebuah penyakit infeksi yang dapat menular. Penularannya tergantung pada penyebabnya, apakah itu virus, bakteri, atau jamur.

Biasanya, penularan jamur sangat terkait dengan sistem kekebalan tubuh seseorang. Jika sistem kekebalan tubuh sedang lemah, kemungkinan terkena infeksi jamur menjadi lebih besar.

“Tapi kalau pada keadaan biasa, dia tidak dalam kondisi pertahanan tubuhnya turun harusnya dia nggak mengalami infeksi jamur,” jelas dr Handoko.

Sementara itu, untuk bakteri dan virus, penularannya sama seperti virus Covid-19, yaitu melalui droplet dan aerosol yang menyebar melalui udara.

Pencegahan

Untuk itu, dr Handoko menyarankan untuk tidak meninggalkan kebiasaan baik saat pandemi Covid-19, yaitu memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Meski begitu, anak-anak di bawah usia 2 tahun tidak disarankan menggunakan masker. Hal ini karena mereka belum bisa mengungkapkan ketidaknyamanan saat bernapas.

Sebaiknya anak-anak tidak banyak beraktivitas di luar rumah ketika kualitas udara sedang jelak. Kita bisa mengecek indeks kualitas udara melalui aplikasi di ponsel.

“Kalau misal indeksnya di atas 150, sebaiknya gunakan masker saat keluar dan jangan lupa melakukan protokol kesehatan yang sudah selama ini dijalani selama pandemi itu,” jelas dr Handoko.

Selain itu, untuk menjaga kualitas udara di dalam rumah lebih baik kita bisa menggunakan air purifier.

Air purifier dapat digunakan sebagai penyaring kuman, virus, dan polutan kecil lainnya yang mungkin masuk ke dalam rumah.

Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk melindungi anak-anak dari pajanan polusi.

Pemakaian tanaman tertentu di dalam rumah disebut-sebut dapat membantu menyaring udara. Namun, penting untuk mempertimbangkan kapan waktu yang tepat untuk menempatkan tanaman ini.

Jika kita ingin menggunakan tanaman untuk meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam rumah, kita perlu menempatkannya di tempat yang mendapatkan cahaya matahari, terutama di pagi hari.

Selain itu, ingat bahwa tanaman juga mengeluarkan karbondioksida di malam hari. Oleh karena itu, saat malam hari, tanaman sebaiknya dikeluarkan dari dalam ruangan atau ditempatkan di luar rumah.

Selain itu, beberapa tanaman dapat menghasilkan serbuk sari dan menjadi sumber alergen, terutama bagi anak-anak yang mungkin rentan terhadap alergi. Oleh karena itu, pemilihan tanaman yang tepat perlu dipertimbangkan jika tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kadar oksigen.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/09/22/155000720/ketahui-cara-penularan-ispa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke