Asam Lambung Naik Bisa Picu Sakit Kepala, Kok Bisa?

KOMPAS.com - Asam lambung naik bisa menimbulkan sejumlah gejala, salah satunya sakit kepala.

Sebagian orang mungkin menganggap sakit kepala tidak ada kaitannya dengan asam lambung yang umumnya terjadi di sistem pencernaan.

Tapi para ahli mengatakan, sakit kepala dan asam lambung memiliki keterkaitan satu sama lain.

Gejala sakit kepala yang diakibatkan asam lambung naik biasa disebut dengan istilah acid reflux headache.

Hal ini bisa terjadi karena usus dan otak dapat berkomunikasi melalui sistem saraf pusat, sistem endokrin dan sistem kekebalan tubuh.

Pusat komunikasi di antara sistem pencernaan dan otak diatur oleh neurotransmitter penting seperti serotonin.

Sehingga kapan pun terjadi gangguan pada otak atau sistem pencernaan, dua bagian tubuh itu dapat memengaruhi satu sama lain.

Melansir laman Verywell Health, penelitian menunjukkan, orang yang menderita Gerd dapat mengalami sakit kepala atau migrain sebagai gejala lanjutan.

Di sisi lain, penderita Gerd juga dinilai lebih rentan mengalami migrain atau sakit kepala di saat penyakitnya kambuh..

Namun, ketika sakit kepala itu muncul akibat asam lambung, beberapa orang mungkin mengalami gejala yang berbeda bagi setiap individu.

Sebagian orang mengalami nyeri di sekitar pelipis, dan beberapa orang yang lain merasakan kepalanya terasa kencang.

Rasa sakitnya mungkin dapat terasa ringan hingga sedang, disertai sensasi berdenyut yang berpusat pada satu atau dua sisi kepala.

Sementara itu, sejumlah gejala lain yang muncul akibat acid reflux headache dapat meliputi:

• Nyeri di sekitar mata
• Nyeri seperti ditekan di sekitar tulang pipi
• Perasaan kepala seperti tertekan
• Sakit kepala saat membungkuk

Beberapa orang juga mengeluhkan gangguan pencernaan di saat sakit kepala itu muncul dan gejalanya bisa berupa:

• Mual
• Muntah
• Sembelit
• Sensasi terbakar di perut
• Bersendawa
• Perut kembung
• Merasa kenyang lebih awal

Dalam mengatasi sakit kepala akibat asam lambung naik, pengobatan terkait kedua gejala tersebut dapat membantu mengurangi nyeri atau keluhan yang dialami sekitar 22 persen.