Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Coba Teknik "Menari", Cara Mudah Cek Penyakit Jantung Tanpa Alat

 

Menurut data lembaga kesehatan dunia (WHO), penyakit jantung dan stroke menyumbang 16 persen dari penyebab kematian.

Di tahun 2020, sekitar 20 juta orang di dunia meninggal karena penyakit jantung dan stroke.

Tingginya kasus kematian akibat penyakit jantung sebagian besar disebabkan oleh kemunculannya yang seringkali mendadak dan tanpa gejala.

Meski terdengar mengerikan, bukan berarti risiko fatalitas hingga keparahan akibat penyakit jantung tidak dapat dicegah.

Dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah, Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP(K), menjelaskan, pencegahan penyakit jantung dan komplikasinya dapat dilakukan dengan deteksi dini penyakit jantung tanpa alat melalui teknik "Menari".

"Menari" merupakan kependekan dari kata Meraba Nadi Sendiri. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memeriksa irama jantung melalui hitungan denyut nadi dan laju jantung per menit.

"Cara ini bisa digunakan untuk menggambarkan kualitas kesehatan jantung dengan melihat denyut jantung per menit tanpa alat apa pun," ujar Yoga. 

Teknik "Menari" untuk mendeteksi penyakit jantung pada dasarnya dilakukan dengan perhitungan "Laju Jantung = Jumlah denyut yang dirasakan dalam 30 detik x 2".

Cara yang paling efektif untuk melakukannya dalam kondisi tubuh istirahat (tidak beraktivitas). Berikut cara melakukannya:

1. Lepaskan semua aksesori yang ada di pergelangan tangan seperti jam, gelang atau lainnya.
2. Rentangkan tangan yang akan diperiksa, tekan perlahan bagian nadi di pergelangan tangan menggunakan tiga jari kita (telunjuk, jari tengah dan jari manis).
3. Rasakan setiap denyut nadi dan hitung selama 30 detik ada berapa ketukan (heart rate) yang bisa terdeteksi.
4. Setelah itu, hasilnya bisa dikali dua untuk melihat laju jantung yang dirasakan.

Kata Yoga, jumlah ketukan per menit pada orang sehat (jantungnya normal) berkisar antara 50-90 ketukan tanpa disertai keluhan lain.

Keluhan lain yang dimaksud itu berupa irama jantung yang tidak stabil, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat atau memiliki denyut nadi yang berbeda setiap ketukannya.

"Coba diamati apakah ketukannya reguler atau ireguler (tidak seirama), kadang kuat, kadang melambat. Tanda-tanda ini penting dikenali," tambah dia.

Jika memang ada keluhan pada denyut jantung per menit, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan saran berdasarkan kondisi medis yang dialami.

Di samping itu, cara cek kesehatan jantung lewat "Menari" juga bisa dilakukan pada anak-anak.

Namun, untuk perhitungan laju jantungnya perlu disesuaikan berdasarkan usia anak, karena pada fase ini mereka memiliki sedikit perbedaan pada perhitungan laju jantung normal.

"Tergantung usianya, kalau bayi 150 kali per menit itu normal. Anak 9 tahun 100 kali per menit juga normal."

"Tapi pada anak di atas 14 tahun bisa menggunakan perhitungan yang sama seperti orang dewasa," cetus Yoga.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/09/27/171536820/coba-teknik-menari-cara-mudah-cek-penyakit-jantung-tanpa-alat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke