Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inovasi Batik Modern untuk Gaet Minat Anak Muda

KOMPAS.com - Batik memang sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda milik Indonesia. Tugas selanjutnya adalah mencintai dan terus melestarikannya. Salah satu cara termudah adalah dengan memasukkan batik dalam kegiatan sehari-hari.

Bagi sebagian generasi muda, batik masih identik dengan kesan kaku dan formal. Sebab kebanyakan orang mengenakan batik untuk ke acara kondangan, sekolah, atau hari-hari yang diwajibkan untuk pegawai pemerintahan.

Walau begitu sejumlah desainer dan jenama batik terus mengembangkan ide kreatifnya untuk mengolah batik agar lebih modern dan cocok dipakai untuk berbagai kegiatan.

Jenama lokal Batik Concept misalnya yang sudah membuktikan batik sebetulnya dapat didesain lebih versatile, bold dan menarik bila diproduksi dengan tepat.

"Beberapa tahun lalu, jaket bomber sempat booming. Kami jadi salah satu pioneer yang merilis bomber jaket bermotif batik. Hasilnya cukup memuaskan dan disambut baik oleh generasi muda," kata Christian Saputra selaku co-founder Batik Concept, jenama yang fokus pada batik tulis kepada Kompas.com.

Menurut Christian, terdapat dua elemen penting untuk menghasilkan karya batik modern berkualitas yakni, motif dan warna.

Jika biasanya batik klasik didominasi motif sogan khas Yogyakarta dan Solo, tapi dengan sentuhan inovatif kini dihasilkan motif-motif kontemporer. Dengan garis mode yang kekinian, kombinasi itu bisa menciptakan tampilan yang fresh dan cocok untuk generasi muda.

Selain motif, pemilihan warna juga tak kalah penting. Anak-anak muda saat ini lebih menyukai warna-warna vivid dan cerah.

Fakta tersebut bisa membuat batik lebih disukai oleh generasi muda tanpa meninggalkan "pakem" dari batik itu sendiri.

"Kuncinya adalah konsistensi dan terus memperbanyak referensi. Untuk inspirasi bisa menilik kembali arsip dari koleksi batik-batik klasik, lalu diberikan aksen modern mengadaptasi tren yang sedang berkembang," tutur Christian.

Bahkan tidak cuma batik, untuk wastra Nusantara yang lain seperti tenun juga memerlukan inovasi yang serupa.

Misalnya dengan membuat tenun dari material yang halus dan nyaman seperti twill sutera.

Gisella Budiono, yang juga selalu co-founder dari Batik Concept juga mengatakan, kain tenun dinilai lebih menarik perhatian generasi muda karena desainnya yang versatile, minimalis, dan dinamis.

"Kami coba bereksperimen dengan menambahkan motif-motif kontemporer seperti tumpal, kemudian warnanya dipilih yang lebih bold dan modern," katanya.

"Sekarang batik dan tenun modern kami pun menjadi best seller," tandasnya.

Di kesempatan lain, Poppy Hayono Isman, Pembina Humas dan Promosi Yayasan Batik Indonesia menegaskan pentingnya inovasi dalam pelestarian batik.

Meski begitu, Poppy juga mengingatkan bagi para pelaku industri batik agar bisa berinovasi tanpa melupakan esensi dari batik itu sendiri.

Sebagai warisan budaya dengan nilai seni tinggi, tentu proses pembuatan itu sendiri harus kita hargai. Mulai dari pemilihan kain, membuat motif batik, pemalaman (menggunakan lilin), perebusan hingga pewarnaan. 

Batik tulis dan cap karena produksinya lama dan butuh keterampilan khusus manusia, akan selalu lebih mahal harganya.

Sejarah panjang batik mencerminkan kekayaan warisan budaya Indonesia dan merupakan bukti kreativitas dan keindahan seni masyarakat Indonesia.

"Saya selalu berharap ada pengembangan atau inovasi batik yang tidak cuma sebatas kain," katanya.

Inovasi-inovasi tersebut dapat membantu menjaga keberlanjutan dan relevansi batik dalam budaya modern sambil tetap menghormati dan mempertahankan nilai tradisional yang sudah diwariskan secara turun-temurun.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/02/132340320/inovasi-batik-modern-untuk-gaet-minat-anak-muda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke