Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sempat Sekarat, Wanita Ini Bangkit dan Sukses Turunkan Bobot 136 Kg

"10 tahun yang lalu, saya mengalami koma diabetes yang hampir membunuh saya," kata perempuan 45 tahun ini kepada Today.com.

"Itu berlangsung selama sembilan hari, dan saya sudah sampai mendapat doa terakhir, pemakaman saya direncanakan dan keluarga saya dipanggil."

"Pada saat itu, putri saya masih berusia dua setengah tahun," kenang O'Connor.

O'Connor juga mengidap penyakit paru-paru langka yang menyebabkan tubuhnya menahan cairan.

Akibatnya, dia harus menggunakan oksigen 24 jam sehari, dan setelah koma, dia harus menggunakan kursi roda selama delapan tahun.

Pada tahun 2019, berat badan O'Connor mencapai 272 kilogram. "Saat menginjak timbangan dan timbangan menunjukkan angka tersebut, itu berarti sesuatu," kata dia.

Tahun itu, dia tahu harus melakukan perubahan.

"Sudah waktunya. Saya tidak bisa melakukan ini lagi pada keluarga saya. Saya tidak bisa melakukan ini pada diri saya sendiri."

"Dan saya tahu bahwa saya harus menjadi orang yang mengambil langkah pertama. Saya tidak bisa mengandalkan orang lain kecuali diri saya sendiri," tegas dia.

Sejak saat itu, berat badannya turun sekitar 136 kilogram. Tapi, bagaimana caranya?

Setelah bertahun-tahun berada di rumah dengan kursi roda, O'Connor tidak dapat berolahraga.

Jadi, dia memulai dengan langkah-langkah kecil.

Ketika dia tidak bisa tidur di malam hari, dia akan duduk di sisi tempat tidurnya dan bertinju dengan kedua tangannya.

Dia mendorong dirinya untuk keluar dari kursi roda, dan berjalan naik dan turun di lorong rumahnya.

Seiring berjalannya waktu, ia mampu melakukan lebih banyak hal.

Dokter paru-parunya merekomendasikan terapi fisik dengan berbaring di atas elips, di mana pada awalnya, dia hanya bisa melakukan 400 langkah dalam 20 menit.

Sekarang, dia berada di atas elips selama satu jam, menempuh jarak hingga 1,6 kilometer.

Selanjutnya, dia mulai bisa bergabung dengan sebuah gym pada Februari 2023, dan pergi ke sana tiga kali seminggu selama minimal satu setengah jam.

Bahkan, terkadang selama 3-4 jam dia berada di pusat kebugaran itu. Seorang pelatih pribadi bekerja dengannya di sana.

Namun demikian, karena masalah kesehatannya, O'Connor masih belum bisa berjalan jauh tanpa bantuan.

"Banyak olahraga yang saya lakukan sangat terbatas," kata dia. Kendati demikian, perubahan yang berhasil ia lakukan telah memberikan dampak yang sangat besar.

"Sungguh luar biasa, dari yang tadinya hanya bisa berbaring di tempat tidur, kini bisa pergi ke gym dan melakukan banyak hal bersama keluarga."

"Saya bisa pergi ke gereja pada hari Minggu dan Rabu malam. Saya bisa pergi ke pantai atau taman air bersama putri saya, dan melakukan banyak hal yang saya lewatkan selama bertahun-tahun," tambah dia.

O'Connor merombak pola makannya, dengan fokus mengonsumsi banyak protein dan mengurangi karbohidrat.

"Awalnya memang sulit, terutama ketika kita memiliki orang-orang di sekitar yang sangat menyukai makanan manis," kenang dia.

"Mereka ingin membeli soda dan permen di minimarket," sambung O'Connor.

Beruntung, suami O'Connor mulai melakukan perubahan bersamanya, dan dia mengajari putrinya tentang pentingnya makan sehat.

Berikut adalah beberapa perubahan pola makan yang dilakukan pasangan ini:

  • Dia tidak terlalu sering makan di luar.
  • Dia mengurangi makanan yang digoreng dan menyiapkan makanan di penggorengan udara.
  • Dia banyak memasak dengan panci presto.
  • Dia membatasi natrium.
  • Dia memperhatikan ukuran porsinya. "Jika hanya ada 12 kentang goreng dalam satu porsi, itulah yang saya pertahankan," katanya.

Menu makan setiap hari:

Sarapan: 1-2 butir telur orak-arik dengan sepotong sosis, dan mungkin roti bakar, tergantung gula darahnya.

Makan siang: Sisa makan malam, seperti potongan daging panggang atau ayam panggang.

Makan malam: Hamburger dengan roti bagian bawah saja, atau tortilla yang dibungkus dengan tortilla rendah karbohidrat.

Makanan ringan: Kacang tanah, pepperoni, pisang, atau apel.

Kadang-kadang ia perlu makan karbohidrat dengan sengaja, jika kadar gula darahnya terlalu rendah.

Biasanya, dia akan makan beberapa buah anggur.

Dia juga membawa Gatorade ke gym untuk berjaga-jaga jika dia membutuhkan lebih banyak karbohidrat untuk menahannya sampai dia bisa makan makanan kecil.


Pendekatan spiritual

"Saya tidak dapat melakukannya tanpa Tuhan. Saya telah belajar melalui perjalanan ini untuk lebih percaya pada iman saya dan mengandalkan Tuhan. Saya kehilangan hal itu sejak awal," kenangnya.

O'Connor juga berterima kasih kepada suaminya yang selalu mendampinginya selama perjuangan kesehatannya, serta perjalanan penurunan berat badannya.

"Dia telah berada di sini bersama saya selama ini. Ada begitu banyak hal yang ia lakukan sebagai pengasuh.:

"Saya bergantung padanya untuk mandi, pergi ke kamar mandi dan membantu saya ke kamar mandi di tempat umum."

"Dia tidak harus melakukan peran itu lagi, dan itu adalah sebuah penyesuaian," katanya.

Ia juga mendapatkan dukungan melalui grup Facebook. Dia menemukan kisah sukses penurunan berat badan yang menyebutkan grup tersebut.

Lalu, meskipun berat badannya sudah mencapai 100 kilogram pada saat itu, namun membaca tentang bagaimana orang lain berhasil menginspirasinya untuk bergabung.

Dia beralih ke grup ini ketika dia kekurangan motivasi.

"Rasanya sangat menyenangkan mengetahui bahwa saya bukan satu-satunya yang mengalami kesulitan ini, dan memiliki orang-orang yang memahami dan tidak menghakimi," kata dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/05/110000620/sempat-sekarat-wanita-ini-bangkit-dan-sukses-turunkan-bobot-136-kg-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke