3 Zodiak dengan Kepribadian Narsistik, Suka Mementingkan Diri Sendiri

KOMPAS.com - Kepribadian narsistik menjadi kata yang populer dalam satu dekade terakhir.

Narsistik digambarkan sebagai kepribadian yang cenderung mementingkan diri sendiri dalam banyak hal.

Mereka menganggap dirinya lebih istimewa daripada orang lain, dan memiliki dorongan kuat untuk mendapatkan pengakuan dan perhatian dari lingkungan sekitarnya.

Menurut astrologi, karakter atau kepribadian narsistik sebenarnya dibawa oleh beberapa zodiak, tapi tiga zodiak berikut ini memiliki tingkat narsistik yang lebih dominan.

Siapa saja mereka? Berikut ulasannya seperti dikutip dari laman NyPost.

1. Leo

Kepercayaan diri yang tinggi membuat Leo cenderung memiliki citra diri yang lebih tinggi dan mereka percaya kalau itu membuatnya layak mendapatkan perhatian dari orang lain.

Namun, ketika sisi ego Leo terluka, rasa ketidakamanan yang mendalam bisa berubah menjadi pencarian validasi.

Mereka bisa menjadi tipikal orang yang haus pengakuan dari orang lain mulai dari pujian, cinta, seks hingga kesuksesan untuk memuaskan rasa ketidakamanan itu.

2. Capricorn

Capricorn sebenarnya merupakan zodiak yang selalu menghargai sebuah proses untuk mencapai kesuksesan.

Mereka sangat berorientasi pada tujuan dan bisa merujuk pada karakter yang egois, minim empati bahkan kesediaan untuk melakukan apa pun demi tujuan yang dia inginkan.

Salah satu contoh Capricorn yang narsistik di dalam kehidupan nyata adalah bintang golf Tiger Woods yang suka berselingkuh.

Dalam buku biografi "Roaring Back: The Fall and Rise of tiger Woods", sosok Tiger Woods dianggap sebagai seorang narsisisme patologis.

Narsisisme patologis adalah memiliki pandangan yang sangat tinggi tentang diri mereka sendiri hingga kehilangan empati pada perasaan atau kebutuhan orang lain.

3. Aquarius

Kemandirian yang berlebihan dapat membawa zodiak Aquarius memiliki karakter narsistik yang lebih tinggi.

Mereka punya kelebihan seperti pola pikir objektif dan cita-cita yang positif serta ide-ide inovatif dan mencoba memahami dunia dengan cara berbeda.

Namun pemikiran itu pada akhirnya membuat mereka bertindak tidak seimbang dengan empati, hingga selalu terjebak dengan persepsinya sendiri.

Mereka juga kerap mencari pengakuan dan pujian dari orang lain karena selalu berupaya demi orang lain, yang padahal tujuan mereka hanyalah memperjuangkan kepentingannya sendiri.