Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cegah Cacat akibat Stroke, Ketahui Golden Period Penanganan

KOMPAS.com - Stroke merupakan penyakit yang sering meninggalkan kecacatan pada pasiennya. Namun, semakin cepat pasien ditangani pada jendela waktu, kesempatan untuk sembuh dan pulih sepenuhnya lebih besar.

Dunia kedokteran mengenal dua jenis stroke, yaitu stroke akibat perdarahan (hemorrhagic stroke) yang terjadi ketika pembuluh darah pecah, serta stroke karena sumbatan pembuluh darah (ischemic stroke).

Dijelaskan oleh dokter spesialis saraf Sigit Dewanto FINS, FINA, sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak itu membuat asupan oksigen dan nutrisi ke otak terputus sehingga jaringan otak menjadi rusak.

Padahal, di otak kita ada bagian-bagian yang memengaruhi kemampuan gerak, bicara, bahkan penglihatan. Jika terjadi kerusakan maka risiko kecacatan sangat tinggi. Untuk itu penanganan stroke selalu berpacu dengan waktu.

"Gejala sisa atau kecacatan setelah stroke bisa dicegah jika pasien dibawa masih dalam golden period, yaitu kurang dari 4,5 jam," kata dokter Sigit dalam acara media edukasi yang diadakan oleh RS Pondok Indah Jakarta (25/10/2023).

Dalam periode golden period itu, jika langsung diberi tindakan medis untuk menghilangkan sumbatan atau menyumbat pembuluh darah yang pecah, kerusakan sel otak bisa dikurangi sehingga pemulihan lebih maksimal.

Untuk kasus stroke karena perdarahan, pengobatan dilakukan untuk menyumbat pembuluh darah yang pecah dan "menguras" darah yang menekan sel-sel otak. Stroke jenis ini memiliki angka kematian yang tinggi sehingga pasien harus dibawa sesegera mungkin setelah gejala muncul.

Adapun gejala stroke yang perlu diketahui antara lain lemah atau kesemutan hanya pada satu sisi wajah, sulit bicara atau memahami pembicaraan, sulit berjalan atau gangguan keseimbangan, nyeri kepala, atau tidak sadar.

Inovasi pengobatan stroke iskemik

Pada kasus stroke karena sumbatan pembuluh darah (iskemik), saat ini berkembang inovasi pengobatan yang memungkinkan pasien pulih hampir 100 persen.

Pertama adalah pemberian obat unuk memulihkan aliran darah tersumbat dengan memasukkan obat trombolitik lewat infus yang disebut dengan Intra-Vena Thrombolysis.

"Syaratnya pasien dibawa ke rumah sakit kurang dari 4,5 jam gejala stroke muncul," papar dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah, Puri Indah Jakarta ini.

Jika pasien baru dibawa setelah lebih dari 4,5 jam, namun kurang dari 6 jam, pengobatan yang bisa dipilih adalah Intra-Arterial Thrombolysis yang menggunakan kateter untuk menyemprotkan obat penghancur plak (sumbatan).

Sementara itu, pada pasien yang baru dibawa di atas 6 jam, namun kurang dari 24 jam setelah gejala stroke, pilihan terapinya adalah Mechanical Thrombectomy.

"Metodenya adalah menggunakan kateter untuk menyedot plak-plak yang menyumbat," ujar dokter Sigit.

Jika pasien segera ditangani tidak lebih dari jendela waktu tersebut dan tidak ada komplikasi penyakit lain, harapan kesembuhan tanpa gejala kecacatan sangat tinggi, bahkan sampai 100 persen.

Tantangannya saat ini adalah belum semua rumah sakit memiliki alat penanganan stroke iskemik.

"Jumlah dokter saraf intervensi juga belum banyak dan saat ini Kementrian Kesehatan akan terus meningkatkan jumlahnya," kata dokter Sigit.

Untuk membedakan penyebab stroke, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk melakukan pemeriksaan pencitraan (MRI, CT-Scan), hingga angiography (DSA).

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/26/073810220/cegah-cacat-akibat-stroke-ketahui-golden-period-penanganan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke