Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Makanan Pemicu Kembung dan Sakit Perut

Jika kamu merasa kembung setelah makan, bisa jadi itu disebabkan oleh masalah pencernaan atau intoleransi makanan.

Cleveland Health Clinic mengungkap, terkadang kembung disebabkan oleh hormon. Namun, jika kembung menjadi kian parah, maka kita tentu harus menghubungi dokter. 

Mari kita lihat tujuh makanan yang dapat memicu kembung, sakit perut dan gas.

1. Kacang-kacangan dan polong-polongan lainnya

Kacang-kacangan adalah jenis asupan yang memiliki reputasi sebagai penyebab kembung.

Sebagian besar kacang-kacangan dan lentil mengandung karbohidrat yang dikenal sebagai Fodmap (oligo-, di-, mono-sakarida, dan poliol yang dapat difermentasi) - ini adalah gula yang bisa jadi sulit diurai oleh tubuh, menurut Healthline.

Proses inilah yang lantas dapat menyebabkan kembung dan gas.

Merendam kacang-kacangan dan polong-polongan sebelum memasaknya dapat membantu mengurangi Fodmap dan kembung setelah dikonsumsi, menurut Medical News Today.

Mengonsumsi kacang-kacangan dan polong-polongan lebih sering dapat meminimalkan kembung dan ketidaknyamanan pencernaan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Nutrition Journal menemukan, individu yang mengonsumsi kacang-kacangan setiap hari selama 2-3 bulan mengalami penurunan gejala kembung dan pencernaan.

2. Gluten - gandum, jelai, dan gandum hitam

Gandum, jelai, gandum hitam, dan beberapa jenis gandum mengandung protein yang disebut gluten, yang dapat menyebabkan kembung, sakit perut, diare, dan gas pada orang yang sensitif terhadap gluten.

Sekitar satu persen dari populasi AS menderita penyakit celiac, penyakit autoimun yang menyebabkan sensitivitas gluten yang parah, menurut World Journal of Gastroenterology.

Sebagai gambaran, sensitivitas gluten non-celiac mempengaruhi sekitar enam persen populasi di AS.

Bahkan bagi mereka yang tidak memiliki intoleransi gluten, mencerna makanan ini bisa jadi sulit karena kandungan serat tidak larutnya yang tinggi.

"Biji-bijian di luar ladang ini penuh dengan serat. Tapi perlu dicatat, bahan ini tinggi serat tidak larut - yang tidak terurai dengan baik selama proses pencernaan," demikiaan dilaporkan Cleveland Clinic.

"Seperti yang telah disebutkan, makanan yang tidak dapat dicerna dengan baik sering kali menghabiskan lebih banyak waktu di dalam usus."

3. Produk susu

Produk susu memiliki beberapa manfaat kesehatan, tetapi sekitar 65 persen populasi dunia tidak dapat mengurai laktosa, gula dalam produk susu.

Kondisi ini disebut intoleransi laktosa, menurut Cleveland Clinic.

Intoleransi laktosa menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia dan jarang terjadi pada bayi dan anak-anak.

Sebuah studi tahun 2013 melaporkan bahwa 3:4 orang di seluruh dunia pada akhirnya menderita intoleransi laktosa.

"Orang yang mengalami intoleransi laktosa tidak dapat mencerna gula (laktosa) dalam susu sepenuhnya."

"Akibatnya, mereka mengalami diare, gas dan kembung setelah makan atau minum produk susu."

"Kondisi ini, yang juga disebut malabsorpsi laktosa, biasanya tidak berbahaya, tetapi gejalanya bisa membuat tidak nyaman," demikian bunyi paparan di Mayo Clinic.

Ada banyak pilihan produk nabati dan non-susu yang memiliki manfaat kesehatan yang sama untuk menggantikan produk susu yang menyebabkan kembung atau sakit perut.


4. Sayuran silangan

Sayuran silangan mengandung gula yang sulit diurai oleh tubuh, terutama jika jarang dikonsumsi.

Beberapa sayuran yang paling mungkin menyebabkan kembung termasuk brokoli, kubis, asparagus, kubis Brussel, daun bawang dan bawang merah, menurut CNBC.

"Ini adalah makanan sehat yang mengandung banyak nutrisi penting, termasuk vitamin C dan K, serat, dan kalium."

"Namun, mereka dapat menyebabkan beberapa gejala pencernaan yang tidak diinginkan, termasuk kembung," lapor Medical News Today.

Sayuran mentah lebih sulit dicerna oleh tubuh, jadi memasak sayuran silangan sebelum mengonsumsinya dapat mengurangi kembung dan gejala pencernaan lainnya.

5. Minuman berkarbonasi

Minuman berkarbonasi, seperti soda dan minuman berenergi, dibuat dengan gas karbon dioksida yang dapat menyebabkan kembung.

"Pikirkan apa yang terjadi jika kita mengocok sekaleng soda," kata ahli diet terdaftar Beth Czerwony di Cleveland Clinic.

"Itu pulalah yang terjadi di dalam diri kita setelah meminumnya. Gelembung-gelembung itu tidak memiliki tempat untuk pergi - dan itu akan membuat kita merasa kembung."

Sering minum soda berkarbonasi dapat meningkatkan risiko diabetes dan obesitas, menurut sebuah studi dari American Journal of Public Health.

Jadi, pilihan minuman yang paling sehat adalah air putih.

6. Apel

Apel merupakan sumber serat dan antioksidan yang sangat baik, tapi juga diketahui dapat menyebabkan kembung, terutama jika kita tidak sering memakannya.

"Gula, atau fruktosa, yang membuat buah-buahan yang mudah didapat ini begitu lezat dapat mempersulit pencernaan dan menyebabkan kembung."

"Apel dan pir juga mengandung serat yang sulit dicerna jika kita memakan kulitnya," lapor Cleveland Clinic.

Buah-buahan seperti pisang, anggur, jeruk dan beri lebih mudah dicerna oleh tubuh dan menawarkan banyak manfaat kesehatan yang sama.

7. Pemanis buatan

Makanan yang dimaniskan secara artifisial dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung dan gas, demikian disebutkan di Medical News Today.

Juga dikenal sebagai pengganti gula, pemanis buatan seperti Splenda, NutraSweet, Truvia, dan aspartam tidak memberikan manfaat nutrisi dan dikaitkan dengan kanker, menurut Deseret News.

"Tubuh merespons dengan baik terhadap makanan yang alami," kata Czerwony, menurut Cleveland Clinic.

"Jika sesuatu dibuat secara artifisial, tubuh akan mengalami lebih banyak kesulitan untuk memprosesnya."

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/05/200000420/7-makanan-pemicu-kembung-dan-sakit-perut

Terkini Lainnya

Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com