Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hati-hati, 10 Kebiasaan Ini Bikin Hidup Sulit Bahagia

KOMPAS.com - Kebahagiaan dalam hidup bisa jadi resolusi tahun 2024. Namun, ada kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari turut memengaruhi tingkat kebahagiaan. 

Bila pada tahun ini, kamu bertekad melakukan sejumlah perubahan agar merasa lebih bahagia, beberapa kebiasaan ini sebaiknya dihilangkan.

Kebiasaan yang harus dihentikan agar hidup lebih bahagia

Berikut 10 kebiasaan yang perlu dihentikan untuk memiliki kehidupan bahagia pada tahun baru ini:

Jika masih sering menunda mengerjakan tugas atau pekerjaan, hati-hati. Kebiasaan tersebut bisa menyebabkan stres dan lelah, bahkan kewalahan berkelanjutan.  

Dilansir dari Geediting, Minggu (31/12/2023), kebiasaan ini dapat membuat seseorang sulit bahagia dan tenang.

Terlepas dari kesibukan yang dimiliki, cobalah menentukan skala prioritas tanpa menunda-nunda tugas dan pekerjaan.

Sedari awal, banyak orang yang meyakini bahwa berkata "iya" merupakan tanggapan yang lebih disukai, dibandingkan "tidak" yang berkonotasi negatif. 

Namun, belajar mengatakan "tidak" sebenarnya dapat membantu untuk lebih menghargai waktu, energi, dan kesehatan mental.

Dilansir dari Forbes, berani berkata "tidak" juga membantu seseorang untuk menetapkan batas (setting boundaries). Hal tersebut guna memastikan bahwa kebetuhanmu dihormati orang lain, sekaligus menghargai diri sendiri dengan tidak mengorbankan hal-hal yang penting.

Di tengah kesibukan, luangkanlah waktu untuk merawat diri sendiri. Memprioritaskan perawatan diri termasuk upaya memiliki kehidupan yang bahagia.

Cobalah untuk menata kebutuhan pribadi, seperti berjalan-jalan sebentar di taman, membaca buku, atau makan makanan favorit.

Kebahagiaan dalam hidup berkaitan dengan kesehatan jasmani. Bila pada tahun sebelumnya kamu jarang berolahraga, sempatkanlah waktu untuk berolahraga secara rutin tahun ini. 

Dilansir dari CNET, olahraga tidak hanya meningkatkan hormon endorfin tapi juga zat kimia otak lainnya yang membuatmu lebih bahagia, di antaranya dopamin, adrenalin, dan endocannabinoid.

Zat-zat tersebut kerap diasosiasikan dengan rasa senang, percaya diri, dan rasa mampu.

Merasa disakiti merupakan bagian dari kehidupan manusia, namun buat apa terus menyimpan dendam dalam hati?

Seiring berjalannya waktu, dendam yang ada di dalam diri bisa membebani pikiran dan membuat seseorang terjebak pada masa lalu.

Adapun memaafkan dinilai sebagai salah satu solusi. Akan tetapi, memaafkan tidak sama dengan membiarkan orang lain terus menyakiti, melainkan membebaskan diri dari kebencian.


6. Membandingkan diri dengan orang lain

Dikutip dari Forbes, terdapat perbedaan besar antara melihat kesuksesan orang lain lalu menggunakannya sebagai sumber inspirasi, dengan menyalahkan diri sendiri akibat tidak bisa berada di posisi orang lain yang dinilai sukses. 

Jika membandingkan diri sendiri dengan orang lain membuatmu merasa tidak berguna dan membenci orang tersebut, waktunya untuk berhenti dan ubah pendekatanmu.

Kamu bisa mulai menyadari pemikiran dan penilaian apa yang muncul tiap kali kamu membandingkan diri sendiri dengan orang lain. 

Kemudian, ubahlah narasi negatif tersebut, salah satunya dengan meyakinkan diri sendiri bahwa kamu berharga.

Wajar bila setiap orang mengalami hari yang buruk, namun janganlah sampai mengabaikan perasaan, apalagi menyembunyikannya. 

Jika hal itu terjadi, akuilah perasaan tersebut sebagai sesuatu yang normal terjadi dalam kehidupan.

Penyesalan masa lalu atau rasa khawatir akan masa depan dapat membuat seseorang tidak bahagia. 

Fokuslah pada apa dimiliki saat ini, sadari kalau diri saat ini tengah menikmati apa yang tengah terjadi. 

Lepaskan masa lalu dan berhenti mengkhawatirkan masa depan dapat membantu merasa lebih bahagia.

Rasa tidak percaya diri juga dapat membuat seseorang sulit bahagia. Jika rasa itu datang, ingatlah kembali pencapaian yang pernah diraih atau pengalaman yang pernah dilalui.

Buatlah diri sendiri merasa cukup dan percaya bahwa situasi akan membaik. 

Kebahagiaan kerap dihubungkan dengan faktor eksternal. Misalnya, seseorang dinilai bahagia lantaran dipromosikan dalam pekerjaan atau karena menemukan pasangan yang tepat.

Nyatanya, kebahagiaan bisa bersumber dari diri sendiri. Oleh sebab itu, temukan kegembiraan dari hal-hal kecil, serta berhenti mencari kebahagiaan di tempat yang salah.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/01/01/151803520/hati-hati-10-kebiasaan-ini-bikin-hidup-sulit-bahagia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke