Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Tahun Baru Imlek dan Bagaimana Perayaannya?

KOMPAS.com - Tahun Baru Imlek 2024 semakin dekat, dan orang-orang di seluruh dunia --terutama keturunan Tiongkok-- akan merayakannya. Tapi apa sebenarnya Tahun Baru Imlek itu? 

Hari libur yang sering disebut Tahun Baru China ini sebenarnya menandai tahun baru menurut kalender lunar atau kalender Bulan Tiongkok (secara teknis adalah kalender lunisolar).

Tapi bukan hanya di Tiongkok, negara-negara termasuk Jepang, Korea Selatan dan Vietnam menggunakan kalender yang sama untuk menandai hari libur penting, termasuk tahun baru ini.

Selain itu, di tempat-tempat lain di dunia, perayaan Tahun Baru Imlek akan banyak terlihat di Pecinan di seluruh negara. Kita mungkin akan melihat parade, kembang api, barongsai, dan beragam makanan Tahun Baru Imlek. 

Nah, Tahun Baru Imlek 2024 akan menyambut Tahun Naga --tahun ini khususnya adalah Naga Kayu-- salah satu dari 12 hewan dalam zodiak Tiongkok, yang berulang setiap 12 tahun. Artinya orang yang lahir pada tahun 1964, 1976, 1988, 2000, 2012 dan seterusnya adalah pemilik shio Naga.

Terlepas dari tahun zodiak atau shio masing-masing, Tahun Baru Imlek adalah waktu untuk merayakan, sekaligus dianggap sebagai kesempatan untuk memulai sesuatu yang baru. 

Apa itu Tahun Baru Imlek?

“Tahun Baru Imlek merupakan perayaan hari-hari pertama musim semi pada kalender lunar,” kata Jenny Leung, direktur eksekutif Pusat Kebudayaan Tiongkok di San Francisco.

“Ini menjadi simbol untuk mengucapkan selamat tinggal pada tahun yang lama dan memulai tahun yang baru, sekaligus dijadikan sebagai waktu reuni keluarga.”

Mengapa tahun baru Imlek tidak jatuh pada 1 Januari? 

Alasannya karena kalender yang kita ikuti berbeda.  Kalender yang disebut Gregorian ini diusulkan pada tahun 1582 oleh Paus Gregorius XIII dan pertama kali diadopsi oleh negara-negara Katolik. 

Secara bertahap, sebagian besar negara kemudian menggunakan kalender Gregorian, namun beberapa negara masih mengikuti kalender lain, terutama untuk hari libur. Begitu pula halnya dengan orang-orang keturunan Tiongkok yang merayakan Tahun Baru Imlek lebih meriah dibanding tahun baru Gregorian.

Alih-alih mengikuti orbit Bumi mengelilingi Matahari, yang memakan waktu lebih dari 365 hari, kalender Lunar melacak siklus Bulan. Satu tahun lunar adalah 12 siklus penuh Bulan, kira-kira 354 hari. 

Sedangkan Kalender Hijriah, juga dikenal sebagai kalender Islam, sebenarnya juga menganut sistem lunar ini.  Bedanya, kalender lunar Tiongkok (dan juga kalender Hindu, Yahudi, dan kalender lainnya) mengikuti siklus lunisolar, yang melakukan penyesuaian dengan satu bulan tambahan jika menyimpang terlalu jauh dari kalender matahari. 

Itu sebabnya Tahun Baru Imlek jatuh pada hari yang berbeda dalam kalender Masehi setiap tahunnya, namun dalam perkiraan jangka waktu yang sama.

Apa pun harinya, itu dianggap hari untuk berkumpul dengan orang-orang terkasih, menandai awal yang baru, dan menikmati makanan lezat Tahun Baru Imlek.

Kapan Tahun Baru Imlek?

Tahun Baru Imlek 2024 dimulai pada hari Sabtu, 10 Februari. Sedangkan untuk tahun-tahun mendatang tanggalnya adalah:

Tahun Baru Imlek 2025: Rabu, 29 Januari

Tahun Baru Imlek 2026: Selasa, 17 Februari

Tahun Baru Imlek 2027: Minggu, 7 Februari

Siapa yang merayakan Tahun Baru Imlek?

Umumnya perayaan Tahun Baru Imlek dapat berlangsung sekitar 15 hari (dari bulan baru hingga bulan purnama), namun durasi dan cara merayakannya berbeda-beda antar budaya, agama, dan wilayah geografis. 

“Tahun Baru Imlek dirayakan di seluruh dunia, yang memiliki komunitas Tionghoa,” jelas Leung. “Khususnya di Asia, di negara-negara seperti Tiongkok, Vietnam, dan Korea.”

Di Vietnam, Imlek disebut Tet Nguyen Dan, atau disingkat Tet. Keluarga-keluarga menyantap hidangan ketan bersama-sama dan memajang pohon bambu yang tinggi di luar rumah mereka. 

Di Korea Selatan, perayaan ini disebut Seollal, dan secara tradisional makanan disiapkan untuk menghormati leluhur terlebih dahulu. Kemudian, anggota keluarga yang lebih muda memberi hormat kepada generasi yang lebih tua dengan membungkukkan badan, setelah itu para tetua memberikan kata-kata bijak dan membagikan uang.

Di Indonesia, secara tradisional ada tradisi yang berlangsung sejak hari pertama perayaan Tahun Baru Imlek hingga hari ke-15, atau Cap Go Meh.

“Namun, pada umumnya, semua tradisi dilakukan hanya pada malam sebelum Tahun Baru Imlek dan hari H saja. Sebab, di Indonesia hari libur cuma sehari,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Glenn Wijaya seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (21/1/2023). 

Sejumlah tradisi pada Tahun Baru Imlek bukan sekadar aktivitas biasa. Namun, lebih dari itu tradisi Imlek memiliki makna mendalam bagi warga keturunan Tionghoa. 

Di Indonesia warga biasanya berkumpul dengan keluarga dan mengadakan acara makan bersama menyambut Tahun Baru Imlek. Karenanya, akan ada banyak perjalanan di mana orang mudik ke kampung halamannya untuk bertemu kerabatnya.

Pada kesempatan ini, para tetua atau orang yang lebih tua juga membagikan angpau kepada anak-anak muda. Mulanya angpau ini berisi delapan koin yang digunakan untuk menghalau iblis bernama Sui. Namun, makna pemberian angpau kini bergeser menjadi lambang kemakmuran dan hoki atau keberuntungan. 

Pada malam sebelum Imlek, biasanya warga juga berdoa di vihara atau kelenteng. Tempat-tempat itu akan dipenuhi wangi dupa dan hiasan lampion berwarna merah.

Kita juga bisa berharap menonton pertunjukkan barongsai dan liong di berbagai tempat, termasuk di mal-mal besar di seluruh Indonesia.

Selain sebagai pertunjukkan, aktivitas ini juga sangat populer karena dipercaya bisa mengusir nasib buruk dan menakuti roh jahat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/02/01/145745620/apa-itu-tahun-baru-imlek-dan-bagaimana-perayaannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke