Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Makan Nasi dan Tepung-tepungan, Bobot Gadis Ini Turun 35 Kg

KOMPAS.com - Seorang perempuan berusia 19 tahun, Vaanya mengalami kenaikan berat badan sebanyak 20 kilogram selama pandemi Covid-19 ketika ia pulang dari sekolah asramanya.

Salah satu penyebabnya, kata dia, adalah karena para murid tidak diberikan jenis-jenis makanan yang mereka sukai.

Meski berat badannya menjadi seimbang selama di asrama, ia jadi menerapkan pola makan "balas dendam" ketika pulang ke rumah.

"Ketika saya pulang ke rumah selama masa lockdown, saya memanjakan diri saya dengan makanan," ucap perempuan asal India yang pernah menjadi pebasket tingkat nasional itu, seperti dilansir oleh Times Now.

Saat itu, ia bercerita tentang bagaimana orang-orang yang dikenalnya akan menghampiri dan mengatakan hal-hal yang menjengkelkan seperti:

"Apakah kamu akan makan makanan kakakmu juga?"

"Sulit untuk mengenalimu dengan semua lemak yang telah kamu timbun itu."

  • Turun Berat Badan 30 Kg dengan Berjalan 20.000 Langkah Sehari?
  • 6 Cara Mencegah Kenaikan Berat Badan Saat Libur Lebaran

Ia menambahkan, saat itu banyak pula teman sebayanya yang juga tidak mengenali dirinya setelah kenaikan berat badannya.

"Dari menjadi seorang gadis yang populer dan dicari di sekolah hingga orang-orang yang tidak ingin berfoto dengan saya dan para laki-laki yang merundung saya, harga diri saya terluka. Didorong oleh keinginan untuk tampil menarik, saya bertekad untuk mengurangi berat badan saya dan menjadi versi diri saya yang lebih bugar," kata Vaanya.

Vaanya sangat yakin bahwa 70 persen diet dan 30 persen olahraga berperan dalam menurunkan berat badannya.

Upaya itu membantunya menurunkan berat badan 35 kilogram, meskipun ia tak membeberkan berapa berat badan sebelum dan sesudah diet.

Dia menghindari gula dan menggantinya dengan pemanis alami, serta berhenti makan makanan cepat saji dan makanan olahan.

"Saya makan makanan rumahan dengan sedikit garam dan juga menghindari makan nasi. Sudah delapan bulan saya tidak makan es krim dan orang-orang yang mengenal saya akan mengatakan betapa besar pengorbanan yang saya lakukan," katanya.

Vaanya menambahkan bahwa tantangan terbesar yang ia hadapi pada awalnya adalah untuk menahan keinginan makannya.

Olahraga selama perjalanan penurunan berat badan

Ia juga menyebutkan 30 persen olahraga yang dilakukannya untuk menurunkan berat badan

Lantaran pernah menjadi pebasket tingkat nasional, olahraga bukanlah hal berat baginya.

"Saya pernah menjadi pemain bola basket tingkat nasional, jadi tidak pernah ada masalah dengan stamina," tuturnya.

Mulai dari joging, lari, lompat tali hingga melakukan olahraga di rumah, semua ini membantu Vaanya menurunkan berat badan dengan cara yang efektif. Ia berolahraga hanya 40 menit sehari, tapi konsistensilah yang membantunya sampai sejauh ini.

Selama menjalani diet, ia mengaku sempat melakukan kesalahan dengan secara signifikan mengurangi asupan garam dan berhenti mengonsumsi gandum.

Hal itu membuatnya mengalami tekanan darah rendah selama beberapa hari.

"Saat itulah saya tahu bahwa saya harus realistis dalam menjalani diet. Saya lebih memilih untuk mengurangi garam dalam makanan saya, tetapi memastikan tubuh saya tidak kekurangan garam," ucap dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/04/15/211200720/tak-makan-nasi-dan-tepung-tepungan-bobot-gadis-ini-turun-35-kg

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke