Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belajar dari Perceraian Baim-Paula, Pisahkan Anak dari Mantan Pasangan Bisa Memicu Stres

KOMPAS.com – Kasus perceraian Baim Wong dan Paula Verhoeven kembali menjadi perbincangan, usai Paula mengunggah sebuah video di akun Instagramnya pada Jumat (7/3/2025) lalu.

Video tersebut menampilkan dirinya bermain dengan kedua anaknya. Namun, warganet menyoroti bagian yang menampilkan anak kedua Baim dan Paula yang menangis.

Anak kedua mereka, Kenzo Eldrago Wong, menangis dan meminta sang ibunda pergi saat berkunjung.

“Mama jangan ke sini nanti papa marah. Nanti papa marahin mama,” ujar dia sembari menangis, dikutip dari unggahan Instagram Paula, Senin (10/3/2025).

Berkaca dari kasus perceraian Paula dan Baim, tidak jarang sebagian pasangan suami istri yang bercerai juga memisahkan anak mereka dari mantan pasangannya.

Bahkan, ada yang sampai melarang anak untuk menemui ayah atau ibunya.

Psikolog anak Gloria Siagian M.Psi. menuturkan, memisahkan anak dari ayah atau ibunya dapat memicu stres pada anak. Terutama, jika anak lebih dekat dengan figur orangtua yang dipisahkan.

“Bisa stres pasti, dan munculnya bisa sekarang atau nanti. Bisa langsung atau menunda nanti, ketika masuk fase remaja,” kata dia kepada Kompas.com, Senin.

Psikolog yang berpraktik di Mykidz Clinic BSD, Kabupaten Tangerang ini melanjutkan, anak akan melalui proses berduka karena kehilangan sosok orangtua yang dekat dengannya.

Bahkan, proses berduka yang mencakup kemarahan, kesedihan, dan kekecewaan ini disebut hampir mirip dengan proses berduka yang dialami seseorang ketika orang terdekatnya meninggal dunia.

Untuk bentuk stres sendiri, hal tersebut bisa terlihat berbeda pada anak kecil dan remaja. Pada anak kecil, kemungkinan kecil mereka akan bertindak agresif.

Namun, remaja yang menjadi korban perceraian ayah dan ibunya bisa menjadi agresif. Bahkan, stres yang mengubah perilakunya bisa berdampak pada pertemanan dan edukasinya.

Oleh sebab itu, Gloria menyarankan agar orangtua yang menjadi pengasuh anaknya secara perlahan menjelaskan alasan mereka bercerai dengan pasangannya.

“Paling tidak, ada proses diskusi. Ada proses orangtuanya menampung apa yang dirasakan anak. Ini membantu anak untuk memproses rasa kedukaan dan kehilangannya,” pungkasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/03/11/080500620/belajar-dari-perceraian-baim-paula-pisahkan-anak-dari-mantan-pasangan-bisa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com