Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes Darah Buat Anak, Kapan Dilakukan?

Kompas.com - 28/04/2008, 12:18 WIB

BERAPA LAMA HASILNYA?

Mengenai kapan hasilnya bisa diketahui, tentu beragam pula. Untuk pemeriksaan sederhana, semisal kadar hemoglobin, leukosit atau trombosit, cukup menunggu beberapa jam. Namun bila pemeriksaan lengkap, kemungkinan besar hasilnya baru bisa diketahui keesokan hari. Contohnya, pemeriksaan darah untuk mengetahui fungsi hati, ginjal dan sebagainya. Sedangkan untuk pemeriksaan kultur darah bukan tidak mungkin malah membutuhkan waktu lebih lama, kira-kira seminggu. Contohnya, untuk mencari tahu kuman jenis apa yang menyebabkan demam pasien tak kunjung reda, sekaligus untuk mengetahui kuman tersebut sensitif atau resisten terhadap obat apa saja. Jadi, orangtua mesti menanyakan kepada petugas laboratorium kapan hasil pemeriksaan darah selesai.

PERLU PERSIAPAN TERTENTU?

Persiapan khusus menghadapi pemeriksaan darah sebenarnya tak ada. Kecuali bila yang mau diperiksa adalah kadar gula darah, yang mengharuskan pasien puasa lebih dulu selama sekian jam. Begitu juga untuk memeriksa kadar kolestrol. Namun, pemeriksaan jenis ini jarang dilakukan pada anak-anak.

Yang pasti, dokter yang merekomendasikan pemeriksaan darah pasien sebaiknya menjelaskan pada keluarga pasien untuk apa pemeriksaan darah itu dilakukan. Selain penjelasan apakah harus segera dilaksanakan atau bisa ditunda 2-3 hari kemudian sambil mengikuti perkembangan kondisi pasien. Misalnya, terhadap anak yang mengalami demam tinggi. Kalau dalam 1-2 hari setelah mendapat obat tertentu, demam tak kunjung reda, sebaiknya segera periksakan darahnya.

Adapun kendala yang paling sering ditemui ketika pasien anak harus menjalani pemeriksaan darah adalah bagaimana caranya membujuk mereka agar kooperatif. Bisa dimaklumi bila anak umumnya takut melihat jarum suntik. Belum lagi ketika tahu betapa sakitnya ditusuk jarum yang agak besar karena darah yang diambil cukup banyak lantaran ada banyak aspek yang ingin diketahui lewat pemeriksaan tersebut.

Masalahnya, tidak sedikit pula orangtua yang juga "takut" melihat jarum suntik ataupun keluarnya darah. Padahal sebelum dan selama pengambilan darah sebaiknya tetap ada pendampingan dari orang yang memiliki kedekatan emosional dengan anak, apakah ayah, ibu atau anggota keluarga lainnya.

Pendampingan ini amat perlu untuk meminimalkan ketegangan anak menghadapi proses yang menakutkan itu, disamping suasana dan petugas medis yang merupakan sosok asing baginya.

Pendampingan tersebut bisa dilakukan dengan sekadar menemani, memangku, memeluk atau meyakinkan bahwa proses pengambilan darah itu penting agar penyebab penyakitnya se-gera ketahuan dan ia bisa cepat sembuh. Yang pasti, jangan pernah membohongi anak dengan mengatakan tak sakit. Lebih baik katakan sakit sedikit seperti dicubit, namun cuma sebentar. Intinya, anak perlu diberi tahu sebelum proses pengambilan contoh darah dimulai. Di usia sekolah dasar, anak pastilah sudah bisa menangkap penjelasan hingga bisa diajak bersikap kooperatif.

Satu hal lagi yang tak kalah penting adalah keingintahuan yang mendalam dari pihak orangtua untuk mengetahui apa tujuan pemeriksaan tersebut pada dokter yang merekomendasikan. Begitu juga setelah mendapatkan hasilnya, jangan lupa untuk menanyakan bagaimana kondisi penyakit anak, tindakan medis apa yang akan dilakukan dokter selanjutnya dengan membaca hasil lab tadi dan sebagainya. Dengan demikian, kurang bijak bila orangtua bersikap "sok tahu" dengan menafsirkan sendiri hasil tes yang didapat.

Penulis : Hilman Hilmansyah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com