Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi dan Terapi Ikan

Kompas.com - 29/11/2008, 01:24 WIB

Terik mentari tidak menghalangi David (9) asyik memercikkan air sembari mengejar ikan-ikan kecil yang menyusup ke sela-sela batu dan rimbunan tanaman papirus. Tidak kenal menyerah, David terus menyeruakkan kaki di antara hamparan air yang dasarnya dipenuhi pasir halus dan batuan kecil.

David asal Solo, Jawa Tengah, sedang memanfaatkan libur akhir pekan bersama keluarga dengan mengunjungi Ekowisata Taman Air Tlatar (Etasia) di Boyolali, Jawa Tengah. Sembari bersantap siang di pondok lesehan yang langsung berhadapan dengan air, David dan dua sepupunya asyik bermain di arena pakecehan ini, Minggu di akhir September lalu..

Tidak urung bibinya, Esthi Utami (30), juga ikut berada di pakecehan sembari menjaga anaknya, Dariva (3). ”Di sini memang seperti kali alami. Anak-anak puas bermain air. Anak saya yang takut air juga bisa menikmati. Di mana lagi sekarang bisa nyari kali yang bersih,” tutur Esthi.

Tempat wisata air yang berjarak sekitar delapan kilometer dari pusat Kabupaten Boyolali ini memang menjadikan pakecehan sebagai salah satu daya tarik. Sesuai namanya yang berasal dari bahasa Jawa, ”keceh” atau bermain air, pakecehan didesain mengobati kerinduan pengunjung pada kebebasan bermain air di kali yang bersih.

Pakecehan yang berada dalam kompleks Etasia memiliki luas sekitar 1.000 meter persegi. Pengelola Etasia mendesain kali kecil dengan ketinggian air sekitar 20 sentimeter dan dihias bebatuan alami. Pakecehan ini bertambah apik dengan kehadiran tanaman air, seperti papirus, kana air, dan bambu air. Ikan-ikan besar dan kecil yang berenang bebas juga semakin memantapkan suasana alami pakecehan.

Apabila kurang puas dengan pakecehan yang mengusung konsep air menggenang, pengunjung bisa mendatangi Kali Bening yang jaraknya sekitar 500 meter dari pakecehan. Sesuai namanya, wahana yang juga berada di kompleks Etasia ini menyajikan aliran air dari Umbul Tlatar. Pengunjung juga bisa menyaksikan ikan-ikan kecil berenang bebas..

Suara air terempas di antara bebatuan, kicau burung yang sesekali terdengar dan gemerisik dedaunan digoyang angin menghasilkan harmoni suara yang niscaya menawarkan ketenangan bagi pengunjung. Belum lagi air yang masih sejuk karena langsung mengalir dari sumber mata air Umbul Tlatar.

Di antara pakecehan dan Kali Bening, belum lama ini dibangun tiga buah gazebo yang dipagari potongan-potongan bambu. Sementara di bagian belakang gazebo terhampar ratusan meter persegi selada air. Di setiap gazebo terdapat empat sisi tempat duduk dengan bagian tengah terdapat batu bundar. Bagian bawah gazebo dibendung dan diisi air dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter. Ratusan ikan cetul atau deduk (Rasbora caudimeculata) yang panjangnya 3-4 sentimeter dibiarkan berenang bebas.

Pengelola Etasia menyebutnya gazebo terapi ikan (fish therapy). Pengunjung bisa memasukkan kedua kakinya ke dalam air dan rileks, membiarkan ikan-ikan deduk mendekat dan perlahan menggigit kaki. Setelah puluhan, bahkan ratusan, ikan mengigiti kaki, timbul sensasi aneh. Perpaduan antara geli dan seperti sengatan listrik skala kecil.

”Semakin banyak ikan menggigit kaki, berarti semakin banyak penyakitnya. Terapi ini kami adopsi dari salah satu lokasi spa di Kuala Lumpur, Malaysia. Kami bawa dan terapkan dengan beberapa modifikasi,” kata pengelola Etasia, Hartanto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com