Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Kehamilan Tak Dikehendaki

Kompas.com - 10/12/2008, 08:04 WIB

Penyelesaian pertama adalah yang terbaik, tidak ada risiko menyalahi etika atau melanggar norma yang ada. Pasangan yang segera bisa menerima kehamilannya, tak akan banyak menghadapi masalah. Agar bisa menerima kehamilan segera, dituntut konsep pemikiran yang dewasa dan bijaksana, sedangkan dari pihak tenaga kesehatan dibutuhkan kemampuan melakukan konseling secara baik.

Pengaruh Faktor Psikis
Bagi yang menerima dengan berat hati harus diperhitungkan dampak psikologis yang timbul, agar dapat dicarikan penyelesaian dan upaya mengantisipasi selama berlangsungnya kehamilan dan proses persalinan.

Selain upaya medis, harus tetap diusahakan pendekatan yang bersifat memperbaiki goncangan psikologis karena sangat berarti dalam penanganan kasus seperti ini. Tentu diharapkan wanita yang hamil tersebut dapat menerima dengan baik, dan menjalani kehamilannya secara wajar.

Pada wanita hamil dengan beban psikologis, gejala-gejala tidak mengenakkan yang sering didapatkan di masa kehamilan akan dirasakan lebih berat. Contohnya, muntah-muntah di kehamilan awal bisa dialami sangat berlebihan sampai menimbulkan komplikasi yang mengganggu kesehatan umum.

Motivasi untuk mengonsumsi nutrisi yang baik pun bisa terganggu. Kadang perhatian yang kurang terhadap kehamilan dan janin dimanifestasikan sebagai keengganan kontrol secara teratur, bahkan malas minum suplemen yang diberikan. Kualitas kesehatan janin bisa jadi tidak akan sebaik yang diharapkan.

Di akhir kehamilan gangguan emosional bisa lebih meningkat karena bertambah dengan kecemasan menjelang persalinan. Gejala depresif dan gangguan tidur dapat dialami. Kontraksi rahim bisa dirasakan berlebihan. Faktor psikologis merupakan faktor dominan yang memengaruhi berlangsungnya persalinan. Perlangsungan dan kemajuan persalinan dapat terganggu dan risiko bedah cesar meningkat.

Pasca persalinan juga bisa terpengaruh. Keengganan merawat dan memberikan air susu kepada bayinya sering ditemui. Produksi air susu juga bisa menurun. Kesemuanya akan berdampak pada kualitas kesehatan bayi.

Abortus Provokatus
Bagi yang sama sekali tidak menerima kehamilannya, mereka akan berusaha atau memikirkan alternatif penghentian kehamilan. Menurut laporan WHO, tiap tahun terjadi 50 juta pengguguran kandungan di seluruh dunia, 20 juta di antaranya berkategori unsafe (tidak aman) dan 95 persen dilakukan di negara berkembang.

Diperkirakan 200 orang meninggal setiap hari akibat proses dan komplikasi pengguguran kandungan (abortus provokatus) di seluruh dunia. Beberapa kasus dapat disimak di bawah ini.

Nany tergolek di kamar ICU dalam keadaan tidak sadar. Kadang terjadi serangan kejang. Dari hari ke hari kondisinya menurun akibat infeksi tetanus. Heru, pacarnya, hanya bisa menunggu di samping tempat tidurnya dengan pilu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com