GORONTALO, KOMPAS.com--Sastra bandingan sebagai salah satu pendekatan dalam ilmu sastra, harus diakui dapat menjadi salah satu jalan untuk memperkaya kebudayaan sebuah bangsa.
Hal tersebut dikemukakan oleh Sapardi Djoko Damono, Guru Besar bidang sastra dari Universitas Indonesia, saat memberikan kuliah umum bertema ’Sastra Bandingan dan Pembelajaran Sastra yang menyenangkan’ di Gedung Budaya, Universitas Negeri Gorontalo, Senin.
"Ini sama halnya dengan pertukaran budaya, dimana ciri karya sastra sebuah negara, dapat dibandingkan dengan ciri karya sastra negara lainnya," kata Sapardi, yang juga dikenal sebagai penyair kawakan itu.
Dalam perkuliahan yang diikuti ratusan guru dan mahasiswa itu, Sapardi menjelaskan, bahwa satu karya sastra tidak hanya bisa dibandingkan dengan karya sastra lainnya.
Namun lebih jauh, lanjutnya, sebuah karya sastra juga bisa dibandingkan dengan karya bidang seni lainnya, seperti lukisan, film dan seni musik.
"Justru dengan cara ini, dunia sastra dapat lebih dikenal meluas, sehingga andil sastra dalam kebudayaan dapat lebih terasa," Kata dia.
Kehadiran Sapardi untuk memberi kuliah sastra di UNG tersebut, diprakarsai oleh Majelis Sastra Asia Tenggara (MASTERA), yang beranggotakan para sastrawan dan pakar sastra dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura.
Sekretaris MASTERA, Saksono Priyanto menjelaskan, kuliah sastra ini merupakan salah satu kegiatan rutin yang digelar pihaknya setiap tahunnya.
"Setiap tahun, ada satu orang pakar sastra , yang akan memberi materi di sejumlah universitas yang ada di negara-negara anggota MASTERA," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang