Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulit Menahan Pipis, Penyakit yang Bikin Depresi

Kompas.com, 24 Agustus 2010, 15:43 WIB

KOMPAS.com - Overactive Bladder (OAB, atau kelainan ginjal hiperaktif) merupakan satu dari tiga penyakit umum pada perempuan (selain keputihan dan kanker payudara). Penyakit yang membuat perempuan berkemih lebih dari normal, yakni lebih dari delapan kali dalam 24 jam di luar waktu tidur ini, tak bisa disembuhkan dan tidak diketahui jelas penyebabnya.

Namun begitu, OAB atau nama populernya "beser", bisa dicegah dan diperbaiki kondisinya. Sejumlah faktor risiko juga perlu dikenali perempuan agar lebih sadar sejak dini terhadap penyakit yang menimbulkan masalah psikis, sosial, bahkan seksual ini.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr Budi Iman Santoso, SpOG (K) menyebutkan, faktor risiko OAB di antaranya adalah obesitas, kurang aktivitas fisik, diabetes, merokok, senang minuman bersoda, riwayat infeksi saluran kemih, riwayat pengangkatan rahim, persalinan, atau gangguan prostat jika pada pria.

"OAB atau sering buang air kecil merupakan penyakit dengan kumpulan gejala, yakni urgensi, frekuensi, nokturia," papar dr Budi di sela kegiatan Healthy Chit Chat dari Pfizer Woman Care di Jakarta, Sabtu (21/8/2010) lalu.

Urgensi merupakan gejala OAB di mana muncul keinginan tiba-tiba yang begitu kuat untuk berkemih dan sulit ditahan, sehingga sering menyebabkan inkontinensia (mengompol). Sedangkan frekuensi merupakan gejala berkemih yang terlalu sering dalam satu hari, yakni lebih dari delapan kali sehari. Sementara nokturia adalah keluhan berkemih pada malam hari, yakni sering bangun di malam hari hanya untuk berkemih, dan frekuensinya bisa lebih dari satu kali. Hal ini tentu akan sangat mengganggu aktivitas penderitanya. Belum lagi bila akhirnya mengompol, sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap.

Tidak heran, penderita OAB selalu diliputi rasa khawatir. Was-was jika nanti tidak dapat menemukan toilet di tempat manapun ia beraktivitas, akibat rasa kebelet yang tidak bisa ditahan itu. Setiap kali bepergian, meskipun hanya ke kantor atau ke tempat yang dekat, mereka juga harus selalu membawa pakaian dalam untuk ganti. Pendek kata, sangat merepotkan dan melelahkan.

"Penelitian dari RS Cipto Mangunkusumo menemukan bahwa penderita OAB bisa mengalami masalah psikologis seperti keinginan bunuh diri karena takut, malu, depresi," kata dr Budi.

Penyakit ini juga membuat penderitanya terisolasi secara sosial, dijauhi atau menjauhi lingkungannya karena merasa tak nyaman. Bagi pasangan menikah, OAB juga menganggu hubungan seksual karena penderita cenderung akan menghindari kontak seksual. Sebab, ketika berhubungan seksual, air kemih seringkali ikut keluar tanpa dapat dicegah.

"Penderita OAB juga tak bisa bekerja optimal, dampaknya bisa terganggu pekerjaannya, atau bahkan kehilangan pekerjaan," imbuhnya.

Penyakit ini tak bisa dianggap sepele, dan perempuan perlu lebih sadar diri untuk menjaga kesehatan fisiknya. Upaya pencegahan bisa dilakukan, namun begitu menderita penyakit ini, kemungkinannya hanya untuk memperbaiki kondisinya, dan bukan menyembuhkan. Ada jenis latihan dan obat-obatan yang bisa mengurangi frekuensi berkemih tersebut, namun lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau