Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merkuri Ada di Seantero Bumi

Kompas.com - 25/08/2010, 03:06 WIB

Uap merkuri sama berbahayanya dengan metil merkuri yang dibuang Chisso Corporation ke Teluk Minamata. ”Di udara, uap merkuri bersifat persisten, tidak mudah terurai oleh alam. Uap merkuri akan terbawa ke mana angin berembus, terbawa hingga ribuan kilometer dan melintasi benua,” kata Navaez di Jakarta, Selasa (3/8).

Uap merkuri akan bertahan di atmosfer antara 6 bulan dan 18 bulan, lalu luruh entah di mana. Saat meluruh, merkuri bisa memasuki rantai makanan, terutama memasuki rantai makanan ekosistem kelautan dan perairan, persis sebagaimana yang terjadi di Teluk Minamata.

”Merkuri akan terakumulasi dalam biota laut yang akhirnya dikonsumsi manusia. Dalam jangka panjang, merkuri di dalam tubuh terakumulasi di usus, otak, jantung, paru, hati, dan ginjal. Kandungan merkuri di dalam tubuh akan mengakibatkan ruam di kulit, iritasi, berkeringat, sulit tidur, nyeri yang ekstrem, dan iritasi,” kata Navaez.

Karena uap merkuri bertahan lama di atmosfer bumi, para ahli menyatakan, merkuri adalah polutan global. Pada 7-11 Juni, delegasi 121 negara telah mengikuti perundingan awal untuk membatasi penggunaan merkuri secara global. Asisten Deputi Urusan Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Pertambangan, Energi, dan Migas Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Rasio Ridho Sani menyatakan, Indonesia mendukung rencana pembatasan pemakaian merkurium melalui perjanjian internasional.

”Akan tetapi, pembatasan itu harus memerhatikan kepentingan dan kemampuan negara berkembang. Indonesia mendukung, tetapi meminta pemberlakuan prinsip common but differentiated responsibilities (urusan bersama, tapi dengan tanggung jawab berbeda),” kata Rasio.

Lebih rentan

Banyak fakta menunjukkan, merkuri berbahaya. Namun, logam itu demikian berperan dalam peradaban. Kemampuannya mengikat logam lain menjadikan merkuri aktor penting dalam proses pelapisan logam (amalgam), pemutihan, juga finishing pengolahan logam. Para pendulang emas di ratusan pertambangan emas rakyat menggunakan merkuri untuk memurnikan emas dari material yang tidak berharga.

Direktur Bali Fokus Yuyun Ismawati mengisahkan tes uji rambut para peserta Intergovernmental Negotiating Committee Pembatasan Merkuri menunjukkan, tubuh warga negara berkembang cenderung mengendapkan lebih banyak merkuri daripada tubuh warga negara maju. ”Dari uji rambut terhadap 50 delegasi perundingan Stockholm itu, rambut yang diuji semuanya telah mengandung merkurium antara 95 dan 2.600 mikrogram per kilogram berat tubuh. Fakta menariknya, rambut delegasi negara berkembang memiliki kandungan merkurium lebih tinggi daripada rambut delegasi negara maju,” kata Yuyun.

Kandungan merkuri di rambut delegasi negara maju rata-rata 669 ultragram per kilogram berat tubuh (ug/kg), sementara kandungan merkuri di rambut delegasi negara berkembang rata-rata 1.182 ug per kg.

Merkuri memang dekat dengan keseharian kita. Termometer air raksa tetap dijual di banyak apotek di Indonesia kendati termometer elektrik telah ada. Kepekaan terhadap suhu dan sifatnya sebagai penghantar listrik yang baik menjadikan merkuri komponen penting sensor dan alarm kebakaran di plafon ruang-ruang kantor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com