Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Sinyal-sinyal Tumbuh Kembang Anak

Kompas.com - 29/09/2010, 14:47 WIB

Menurut Shelomita Sulistiani, psikolog yang mengelola komunitas homeschooling Langkahku,  seharusnya orangtua punya bekal informasi perkembangan anak. "Misalnya orangtua tahu pada usia berapa bayi bisa duduk, di usia setahun harusnya sudah menguasi berapa kata, dan sebagainya," kata wanita yang akrab disapa Mita ini.

Orangtua biasanya khawatir melihat anak orang lain seusia anaknya mencapai tahap perkembangan yang lebih maju. Tapi, jangan cemas dulu, sebab menurut dr.Ahmad tahap perkembangan anak ada di kisaran usia tertentu. Contohnya sebagian anak sudah bisa berjalan di usia 11 bulan, sementara anak lain baru berjalan setelah usia 15 bulan. Ini masih tergolong normal.

Seorang anak dinyatakan mengalami keterlambatan perkembangan apabila ada satu atau beberapa kemampuan yang tidak atau belum dicapai pada batas usia yang seharusnya.

Nutrisi dan stimulasi Ada suatu konsep yang disebut vulnerable period hypotesis, yaitu suatu hipotesis yang menerangkan bahwa gangguan yang terjadi pada masa kritis periode percepatan pertumbuhan otak (brain growth spurt), yaitu sejak trisemester kedua kehamilan hingga bayi berusia 24 bulan, bisa memberikan dampak yang berat, bahkan ada yang permanen.

Pertumbuhan dan perkembangan otak telah terprogram secara genetik dan harus berlangsung mengikuti aturan yang teratur untuk memastikan terbentuknya susunan otak yang normal. Suatu proses yang sudah terlewati tidak lagi dapat terulang kembali. Karena itu, orangtua perlu menaruh perhatian besar pada setiap periode tumbuh kembang anak.

Untuk mendukung periode brain growth spurt ini, orangtua wajib memperhatikan asupan gizi yang lengkap serta pemberian stimulasi atau rangsangan. "Nutrisi dan stimulasi sudah satu kesatuan yang wajib," kata dr.Ahmad.

 Nutrisi dibutuhkan untuk menunjang kemampuan otak dan daya tahan tubuh, sedangkan stimulasi dibutuhkan sebagai pengalaman dini anak dan juga proses tumbuh kembangnya.

Nutrisi pendukung perkembangan kecerdasan buah hati harus dipenuhi dari pola makan sehari-hari. Banyak penelitian membuktikan pentingnya nutrisi untuk peningkatan maupun memelihara kecerdasan otak. Untuk bayi, seluruh kebutuhan nutrisinya didapatkan dari ASI. Namun setelah ia mendapat makanan tambahan, maka makanannya wajib memenuhi kebutuhan karbohidrat, lemak, vitamin, protein dan mineral.

Menurut dr.Iwan S.Handoko, Business Development Manager Kalbe Nutritionals, nutrisi anak idealnya memiliki komponen gizi yang tepat yang berfungsi untuk perkembangan otak (brain care) serta menjaga daya tahan tubuhnya (body defense).

"Nutrisi seperti AA, DHA, Kolin, Omega 3, Omega 6, Protein Alfalaktalbumin, memiliki kemampuan brain care. Sedangkan nutrisi Nukleotida dan Sinbio+ yang terdiri dari Probiotik, Prebiotik dan Laktoferin, memiliki kemampuan dalam membantuk body defense, atau daya tahan tubuh dalam diri anak," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com