Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarian Hati Takako Leen

Kompas.com - 07/03/2011, 08:42 WIB

16 jam di luar tari
Di luar delapan jamnya latihan kerasnya menari, Takako menikmati 16 jam hidupnya seperti perempuan kebanyakan, termasuk berbelanja dan jalan-jalan nge-mal.

”Saya sanggat menggemari t-shirt, short, celana kargo, dan segala jenis baju kasual. Itu aman buat saya karena saya kerap ditodong menari di berbagai acara. Itu kenapa baju yang paling nyaman untuk saya adalah baju yang memungkinkan saya bergerak bebas jika harus menari sewaktu-waktu,” ujar murid guru vokal Anette Frambach dan Andino itu.

Sebagai penganut agama Buddha aliran Niciren Syosyu, Takako harus sesekali berziarah ke Kuil Taisekiji yang ada di kaki Gunung Fuji, Jepang. Kuil Taisekiji merupakan kuil terpenting aliran Niciren Syosyu.

”Saya sangat suka pergi ke Jepang karena saya gila kebersihan dan kerapian. Kalau jalan-jalan ke negara lain, Spanyol juga tempat favorit saya karena orang Spanyol ramah, suka bergurau asal-asalan,” katanya.

Sisa waktu lainnya ia manfaatkan untuk membaca dan memburu informasi perkembangan seni tari di internet. ”Karena di Indonesia sulit mengikuti perkembangan seni tari dunia, setiap pementasan tari atau tari musikal di Singapura pasti kami menonton. Phantom of The Opera, We Will Rock You, juga Chicago. Bulan depan kami akan menonton pementasan musikal Lion King di Singapura. Saya juga bermimpi bisa menonton musikal Cats di Broadway, yang belum pernah saya lihat secara langsung,” kata indo Jepang yang juga pintar ber-tap dance itu.

Pencandu kebersihan itu juga selalu punya waktu untuk kerapian kamarnya di asrama. ”Tidak tahu kenapa, saya sangat rapi dan bersih. Sampai teman merasa tidak nyaman bertamu ke kamar saya karena terlalu bersih. Mereka mengeluh, sampai saya kadang merasa sebagai seorang yang obsesif-kompulsif. Saya juga galak dan cerewet soal proses kerja pementasan, setia berpegang skrip, dan sulit berimprovisasi,” katanya tertawa.

Jika kesibukan sang penari yang langganan manggung di Zaragosa, Spanyol, itu mereda, 15 anjing ras miliknya—mulai dari Yorkshire Terrier yang mungil berbulu keemasan, Golden Retriever, Red Poodle yang diimpornya sendiri, sampai anjing besar seperti Dogo Argentino—segera merubung sang majikan. ”Saya memang sangat suka anjing, tetapi saya tidak mau punya country dog, kan sudah banyak di jalanan,” katanya terkekeh.

Waktu santai itu pastilah jarang ada. Akhir Februari lalu, ia masih memerankan karakter Tatik dalam pementasan komedi musikal Jakarta Love Riot di Gedung Kesenian Jakarta. Setelah libur tiga hari, Takako harus mengambil lagi sepatu menarinya dan meregangkan otot tubuhnya yang belum lagi kaku. ”Mimpi saya, mementaskan pertunjukan di Broadway,” ujarnya yakin.

Lalu, ia pun menari.

(Aryo Wisanggeni G)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com