Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UTAMI dan Keajaiban ASI

Kompas.com - 21/03/2011, 06:20 WIB

Lantas, bagaimana bila ibu yang melahirkan tidak keluar air susunya?

”Dari 1.000 ibu yang mengaku air susunya kurang, sebetulnya hanya 1 sampai 2 persen yang air susunya benar-benar kurang. Sisanya yang 99 persen hanya kurang informasi mengenai cara menyusui yang benar atau belum bertemu dengan orang-orang yang bisa membantu mereka untuk memberi pengarahan yang benar,” kata Utami.

Penyesalan dan kanker

Keterlibatan Utami dengan persoalan ASI dimulai 25 tahun lalu ketika ia mengikuti sebuah kongres di Australia. Di sana tersedia beragam kursus, tetapi tempat yang kosong baginya adalah di bagian ASI. Dari situlah kecintaannya dan kegigihannya untuk mengampanyekan ASI eksklusif bermula. Apalagi, rumah sakit tempatnya bekerja, RS StCarolus, terus memberinya kesempatan untuk menambah pengetahuan soal ASI.

Apakah Anda dulu memberikan ASI eksklusif kepada dua putra Anda?

Tidak. Padahal, ibu saya adalah dokter anak (Edyana Roesli) yang telah bekerja di rumah sakit—tempat saya melahirkan— selama 30 tahun. Tetapi, sewaktu anak saya yang kedua lahir pada tahun 1974, pengetahuan tentang ASI eksklusif belum ada. Saat itu biasa saja bayi dipisahkan dari ibunya, diberi langsung susu formula karena ASI belum keluar. Itu sebabnya saya sekarang lebih keras mengampanyekan itu karena saya tidak memberikan ASI dengan benar kepada anak-anak saya sehingga saya malu sekali sama Tuhan. Alhamdulillah, Tuhan memberikan saya anak yang baik dan soleh.

Bukankah itu bisa diartikan tidak memberikan ASI dengan benar, tetapi anaknya tetap baik fisik dan mentalnya?

Mmm...... begini ya. Baiklah, saya tidak keberatan diungkap. Saya menderita kanker payudara karena saya tidak menyusui dengan benar. Itu terjadi 21 tahun lalu dan saya sudah melewati penyinaran hampir 50 kali. Alhamdulillah, payudara saya tidak diangkat. Allah sudah sangat baik dengan saya, walaupun saya sudah melakukan kesalahan, saya tetap diberi kesempatan hidup yang luar biasa. Oleh karena itu saya ngotot agar ibu-ibu lain tidak mengulangi kesalahan yang saya lakukan.

Please don’t do what I did. Saya telah membuat kesalahan, saya meminta maaf kepada Tuhan dan anak-anak, tetapi kita jangan mengulangi kesalahan. Meskipun demikian, upaya saya kan terbatas dari kamar ini saja. Anda-Anda semua yang harus membantu kampanye ini,” ujarnya. (WKM)

Penulis Myrna Ratna dan Yulia Sapthiani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com