Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gembira dan Bergaya Saat Menyusui

Kompas.com - 21/03/2011, 08:38 WIB

Posisi lubang itu pun bervariasi, ada yang di bagian depan, ada pula yang di samping. Namun, lubang menyusui ini tentu tak terlihat saat lapisan atas blus tak dibuka.

Di samping blus menyusui, celemek menyusui atau apron juga bisa menjadi pilihan ketika menyusui anak di tempat umum. Yadi, dari bagian penjualan Nenen Baby Shop, mengatakan, celemek dan bantal menyusui bahkan sedang menjadi tren di kalangan ibu-ibu bekerja yang menyusui.

”Celemek dan bantal termasuk jenis perlengkapan baru dibandingkan yang lain. Baru dikenal masyarakat pada tiga tahun terakhir,” kata Yadi.

Modelnya cantik-cantik dan beragam, ada seperti celemek untuk memasak yang dipakai dengan mengalungkan tali di leher. Bagian atas apron diberi bukaan sehingga udara leluasa dihirup bayi saat menyusui berselimutkan celemek. Melalui bukaan atas, si ibu juga dapat memandangi wajah sang bayi yang terselimuti celemek.

Ada model celemek yang hanya akan menutupi tubuh bagian depan si ibu, ada pula yang bermodel cape (ponco), bisa menutupi seluruh tubuh bagian atas pemakainya. Karena motif kainnya beragam, mulai dari polos, kotak-kotak, motif bunga, atau kombinasi, tak heran kalau pemakainya bisa tetap terlihat modis ketika tengah menyusui. Dan si bayi pun merasa nyaman.

”Laptop ASI”
Bagi ibu bekerja yang masih menyusui, bawaan ke kantor menjadi lebih ribet. Vira Madjid (33), karyawati yang sedang menyusui, harus menenteng tiga tas ke tempat kerja. Satu tas berisi perlengkapan kerja, seperti laptop dan telepon seluler. Tas lain dia sebut ”laptop ASI”, berisi peralatan memompa ASI selama Vira berada di kantor. Tas berukuran 20 x 30 cm itu, antara lain, berisi pompa ASI, botol untuk menyimpan ASI, blue ice, dan celemek menyusui.

Sementara satu tas lagi biasanya diisi Vira dengan masakan makan siang dan camilan sehat. Menu makan siang biasanya terdiri atas nasi, lauk, dan sayuran, seperti bayam dan daun katuk. Dengan menjaga makanan yang ia konsumsi, Vira berusaha menjaga kualitas ASI-nya.

”Aku sampai diledekin temanku supermarket berjalan. He-he-he.... Buat ’bensin’-nya biar ASI-ku bagus,” kata Vira yang tengah menyusui anak ketiganya, Aqeela, yang berumur 8 bulan.

Di meja kerjanya, Vira bisa memompa ASI dengan menggunakan pompa manual. Agar tak terlihat orang lain, tubuhnya ditutupi apron (celemek) menyusui. ASI yang ditampungnya dalam botol kecil kemudian disimpan dalam tas. Untuk menjaga ketahanannya hingga jam pulang kerja, ASI dalam botol ini dilapisi blue ice.

”Saya merasa diuntungkan dengan adanya perlengkapan seperti sekarang ini. Jadi, bisa tetap memberi ASI untuk anak,” kata Vira.

Dikejar target mengumpulkan cadangan ASI bagi bayi kala bekerja, juga tak perlu membuat para ibu dilanda stres. Meskipun harus menyiasati waktu dan lokasi untuk memerah ASI, toh peran sebagai ibu menyusui tetap sangat dinikmati. Bergembira menjadi kunci agar kualitas dan kuantitas ASI terjaga baik.

Amanda Ramdariani (25) sebisa mungkin memerah susu di waktu istirahat bersama tiga rekan sekantornya yang sedang pada masa menyusui. Dengan memerah ASI ramai-ramai sambil mengobrol, mereka mampu memecah kebosanan. ”Setengah jam memerah ASI tidak berasa karena sambil ngobrol,” kata pegawai bank swasta ini.

(Yulia Sapthiani/ Mawar Kusuma)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com