Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chitra Subijakto, Terpikat Kain Tradisional

Kompas.com - 28/04/2011, 17:01 WIB

Saat ini, kain-kain koleksi Raharty yang jumlahnya ratusan disimpan di sebuah peti di rumahnya di kawasan Simprug, Jakarta Selatan. Kain-kain batik itu dilipat dan masih diwiron. Chitra mengagumi sebagian koleksi kainnya yang berwarna cerah, seperti turquoise dan ungu. Kain-kain yang usianya sudah puluhan tahun itu tidak dapat dipakai terlalu rapat karena sudah rapuh.

Karena pekerjaannya, Chitra jadi sering travelling ke berbagai daerah di Indonesia. Hal ini membuatnya mudah untuk berburu barang-barang khas daerah. Setiap ke daerah, sebisa mungkin ia mampir ke museum, pasar tradisional, pasar loak, atau tempat pembuatan kain tradisional. Ia senang blusukan ke rumah-rumah penduduk untuk mendapatkan barang-barang yang menyimpan banyak cerita di baliknya.

"Kalau ke daerah itu susah mencari kain yang bagus, karena yang baru biasanya serba bling bling. Kain-kain Sumatera, Kalimantan, atau Papua, itu nggak gampang nyarinya. Kadang saya  malah dapat di Bali," seru perempuan yang kini tengah menata kostum untuk film Ronggeng Dukuh Paruk dari buku karya Ahmad Tohari ini.

Pada kedua anaknya, Naradiya (Adiya) dan Narayana (Naya) yang masing-masing berusia 12 dan 10 tahun, Chitra juga berusaha untuk memperkenalkan kain dan budaya Indonesia. Ia tidak mengajarkannya secara langsung, agar tidak terkesan terlalu mendoktrin. Namun saat travelling, ia sering mengajak anak-anaknya menjelajahi daerah-daerah. Seperti ibunya dulu, kini Chitra juga mengajak mereka ke pasar kain atau melihat pembuatan batik.

Kain Indonesia begitu kaya dan beragam, dan bisa didapatkan di hampir setiap daerah. Sudah seharusnya kita mulai mengenal kekayaan ini, dan mengenakannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

"Kalau ke luar negeri kita pakai kain batik dan kebaya encim, orang itu melihatnya jadi kagum banget. Orang Indonesia bisa stand out kalau pakai paduan busana ini!" seru Chitra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com