Tipuk mencontohkan pembuatannya dengan menjumput sedikit adonan tepung beras yang telah diwarnai, lalu dengan ujung-ujung jarinya dipipihkan dan dibentuk menjadi kelopak-kelopak bunga mawar. Tipuk menggunakan pewarna poster, akrilik, dan cat minyak. Setelah bentuk yang diinginkan jadi, cukup dijemur atau dioven dengan suhu rendah dalam waktu beberapa menit saja. Dengan formula dan proses pembuatan perhiasannya, meski berbahan pangan, Tipuk mengatakan bahwa tak ada masa kedaluwarsa bagi perhiasan kreasinya.
Berbagai bunga dari tepung beras itu kemudian diaplikasikan pada penampang logam berbahan tembaga atau kuningan. Jadilah perhiasan yang manis dan unik. Tipuk mengatakan, dia rencananya juga ingin mengaplikasikan bunga-bungaannya pada penampang berbahan perak untuk menambah kaya desainnya.
Ditanya apa alasan sesungguhnya penggunaan bahan tepung terigu, Tipuk mengatakan, ”Saya memang sengaja tidak menggunakan clay. Semua bahan saya upayakan adalah bahan yang mudah diperoleh, tak perlu impor. Dengan demikian, kita enggak tergantung kalau suatu saat ada masalah dalam impor. Itu alasannya kenapa pakai tepung beras,” kata Tipuk, lulusan Desain Grafis Universitas Trisakti angkatan 1987 ini.
(Sarie Febriane)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.