Arhab dikenal sebagai salah satu kota basis gerakan anti-Presiden Ali Abdullah Saleh.
Di kota Taiz, puluhan ribu pengunjuk rasa anti-rezim Abdullah Saleh turun di jalan raya. Mereka mengutuk tindakan- tindakan kriminal rezim Abdullah Saleh. Mereka berseru kepada masyarakat internasional untuk menghentikan upaya rezim Abdullah Saleh menyeret Yaman ke arah perang saudara.
Mereka juga meminta masyarakat internasional menyeret Presiden Abdullah Saleh dan para pembantu dekatnya ke Mahkamah Internasional.
Harian Asharq Al Awsat edisi Selasa menuliskan, Presiden Ali Abdullah Saleh setuju mengalihkan wewenang kepada Wakil Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi. Ini dalam konteks peralihan kekuasaan di Yaman sesuai proposal damai dari Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).
Pejabat tinggi Yaman yang tak mau menyebut namanya mengatakan telah tercapai secara prinsip peralihan kekuasaan di Yaman dari presiden ke wapres. Presiden Ali Abdullah Saleh telah memberi konsesi besar.
Presiden juga bersedia melakukan peralihan kekuasaan demi segera terhentinya krisis politik, ekonomi, dan keamanan di negara itu yang dilanda aksi unjuk rasa terus-menerus dalam beberapa bulan terakhir ini.
Harian itu mengungkapkan, Presiden Ali Abdullah Saleh kini menunggu kepulangan Wapres Abd-Rabbu Mansour Hadi yang kini sedang berobat ke AS. Dia ditunggu untuk penandatanganan peralihan kekuasaan.
Salah seorang tokoh oposisi, Sakhar Wajih, kepada harian Asharq Al Awsat mengatakan, jika benar Presiden Abdullah Saleh bersedia mengalihkan kekuasaan kepada wapres, hal itu akan membantu Yaman keluar dari krisis yang melanda.
Sebelum ini, Presiden Abdullah Saleh selalu menolak menandatangani proposal damai GCC yang meminta dilakukan peralihan kekuasaan dari presiden ke wapres.