Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengejar Nilai Tambah, Perlukah?

Kompas.com - 02/04/2012, 12:02 WIB

Di lain pihak, bila prinsip dasar ini, dikaji, dijadikan kamus, dijadikan patokan penyelesaian masalah dan pada akhirnya membuat individu di dalam kelompok lebih bisa mandiri dalam menjalankan tugas, maka nilai tambah pasti akan didapatkan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Lebih bagus lagi bila panduan perilaku ini bisa dibukukan dan dijadikan patokan bagi karyawan yang baru direkrut, yaitu terkait cara-cara mengambil keputusan saat mengalami kesulitan, bahkan dalam menghitung untung rugi dan resiko perusahaan.
 
Sosialisasi nilai bukan "marketing launch”
Banyak perusahaan atau lembaga yang terjebak pada aspek-aspek simbolis dari nilai-nilainya. Ketika selesai menggariskan nilai perusahaan, banyak kita lihat dilakukan launching besar-besaran dan celebration untuk, istilahnya, “menanamkan” values tersebut.

Pada kenyataannya, kita tidak bisa menanamkan nilai, mengalirkan nilai dalam darah, dan membumbui nilai dalam mindset karyawan hanya melalui launching. Kita perlu banyak memfasilitasi internalisasi nilai dengan diskusi, tanya jawab, dan meyakinkan semua karyawan bahwa nilai inilah dasarnya dalam berperilaku. Kita bisa mencontoh perusahaan yang serius, mengadakan “values communication plan” untuk melatihkan dan membahas kasus-kasus pelik yang perlu ditanggapi sesuai values yang benar, bahkan menggunakan  “key values indicators" untuk mengukur perilaku dan prestasi. Dalam susah dan senang, values harus menjadi mercu suar.

Mari kita lihat juga Pancasila, dasar negara kita, yang dihafal, dikenal, disukai, dan tidak pernah dipertanyakan rakyat. Namun, pernahkah kita merasa sangat dekat, meletakkan nilai luhur itu dalam hati kita dan mengalirkan di dalam darah kita, sampai kita betul-betul bisa mengatakan “Sedia berkorban untukmu”, sebagaimana lirik lagu Garuda Pancasila? Bagaimana seharusnya kita menghembuskan values yang sudah digariskan ini, dan mengambil manfaat dari filosofi perusahaan, lembaga atau negara?

Pertama-tama, kita memang mesti bertanya kepada pimpinan atau pengelola lembaga, apakah ia betul-betul menganut nilai ini atau ia sendiri memang berjarak dan tidak terlalu mengindahkannya. Hal yang juga penting adalah para tokoh dan pimpinan ini bisa menggambarkan nilai-nilai tersebut dalam perilaku atau paling tidak dalam dialog, pidato, problem solving, dan penentuan prioritasnya. Negara, kelompok, dan institusi  yang warganya “Live their values” sudah pasti akan terlihat menarik, unik, dan dengan sendirinya menikmati nilai tambahnya.

(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com