Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayun Langkah Sepatu Lokal

Kompas.com - 25/04/2012, 10:51 WIB

Kain tradisional
Ketika bisnisnya mulai berjalan normal, muncul tantangan lain, terutama persaingan dengan pemilik usaha sejenis. Apalagi, desain sepatunya tak punya ciri khas, tak ada bedanya dengan sepatu pesanan lain. ”Ibaratnya saya punya usaha, tetapi tidak bisa berkarya sendiri,” katanya.

Gencarnya kampanye batik memberi ide bagi Liana untuk menggunakan kain tradisional Indonesia. Kebetulan, dia mengoleksi batik yang hanya disimpan di lemari dalam bentuk kain.

Percobaan membuat sepatu dengan menggabungkan kulit sintetis dan batik Garutan yang berwarna cerah ternyata menarik perhatian mereka yang selama ini menjadi pelanggannya.

Batik Garutan, lalu pada perkembangannya batik Lasem, tenun Pinawetengan asal Minahasa, dan songket Palembang diaplikasikan pada sepatu dengan hak 5-12 cm, wedges, sepatu datar, hingga sepatu anak-anak. Karyawan yang semula berjumlah dua orang di bagian produksi bertambah menjadi 15 orang.

Kodrat perempuan yang selalu ingin berpenampilan cantik dan sesuai tren membuat Virry dan Nova, serta Dewi dan Donna, membuat sepatu-sepatu yang tengah dikenal di dunia selebritas dan panggung mode.

Di bawah nama V&N, Virry dan Nova membuat sepatu platform semodel sepatu Christian Louboutin dan wedges dengan tinggi 10 cm ke atas. Sementara Dewi dan Donna lebih banyak berkreasi dengan wedges dalam Prugna yang juga memproduksi sepatu tanpa tumit yang populer dikenakan Lady Gaga.

”Kami membuat sepatu dengan desain yang serupa dengan merek internasional, tetapi dengan harga lebih terjangkau,” kata Virry.

Tak heran, meski bisnis ini baru dijalankan Januari 2011, sudah ada 500 pesanan. ”Pernah ada pembeli dari Singapura yang memesan langsung sepuluh pasang dengan model yang berbeda,” ujar Virry, yang sepatu-sepatunya juga menjadi buruan sosialita Jakarta.

Dari mulut ke mulut
Sejak awal hingga saat ini, V&N masih dipromosikan dengan cara pemasaran mulut ke mulut. ”Kami bercita-cita membuka butik, tetapi untuk saat ini kami ingin memantapkan posisi dulu,” kata Nova.

Selain pemasaran antarteman dan kerabat, media online juga kerap menjadi media promosi industri kecil seperti yang dilakukan Dewi dan Donna sejak 2008. Belakangan, penjualan Prugna makin marak melalui Blackberry Messenger. Januari 2012, barulah merek yang diproduksi 200-300 pasang per bulan itu dipasarkan di gerai sendiri di Bandung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com