Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentuhan 3 Desainer untuk Tenun Indonesia

Kompas.com - 24/05/2012, 11:47 WIB

Di tangan Didi, tenun Sambas berupa songket Sambas benang mas dengan motif pengaruh Hindu, China, Melayu, Arab bertransformasi menjadi busana siap pakai yang dinamis melambangkan keagungan motif tenun.

Lain lagi dengan koleksi Unity dari Ari Seputra mengangkat tenun khas Lombok. Baju "Lambung" dan sabuk "Anteng" unsur pakaian khas Lombok menjadi inspirasi koleksi ini. Ari memadukan motif keker, ocik, subhanale, opak erot, sabuk dea, sabuk anteng dalam garus desain modern yang dinamis tanpa menghilangkan unsur tradisi.

Bagi Ari, terlibat dalam program pembinaan di daerah selama satu tahun memberikan pengalaman dan pembelajaran berharga mengenai karakter tenun di daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Satu tahun takkan cukup untuk memelajari ragam motif tenun di daerah. Namun program ini jelas memberikan pengalaman dan inspirasi yang memicu kreativitas level tinggi seperti yang dituangkannya dalam koleksi Unity.

Priyo, Ari, dan Didi, merancang busana siap pakai menggunakan tenun nusantara menyasar konsumen butik yang percaya diri tampil beda, dan memiliki penghargaan tinggi terhadap budaya. Meski masih diproduksi eksklusif, suatu saat busana siap pakai dari bahan tenun nusantara pun dapat diterima masyarakat luas dan populer seperti batik.

Menurut Syamsidar Isa, mewakili CTI, butuh waktu panjang menuju ke sana, 10 hingga 15 tahun. Fokus utama CTI bersama Garuda Indonesia dan desainer ternama adalah pelestarian kain tenun dan proses menenun yang perlahan mulai digalakkan kembali di daerah penghasil tenun.

"Desainer mengambil motif setempat, mempertahankan budaya lokal, dengan ciri dan karakter khas sesuai daerah namun juga memodifikasinya dalam rancangan busana siap pakai yang lebih kepada art wear," tuturnya.

Sejumlah desainer yang juga terlibat dalam program pembinaan dan pelestarian tenun Indonesia ini di antaranya Chossy Latu, Era Soekamto, Sebastian Gunawan, dan Denny Wirawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com