Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ibuk", Inspirasi Menjadi Pribadi Lebih Berani

Kompas.com - 24/06/2012, 13:39 WIB

Iwan menuliskan kisah cinta orangtuanya, melalui bahasa sederhana. Sesederhana perjalanan hidup keluarga Tinah dan Sim, yang sarat perjuangan, gigih memperbaiki nasib.

Rasanya, banyak keluarga Indonesia yang memiliki ibu seperti Tinah dan bapak seperti Sim. Namun tak semua keluarga berhasil membuktikan bahwa kesuksesan bisa diraih dengan bekal cinta kasih yang besar. Seperti cinta kasih Tinah dan Sim dalam membina keluarga mengasuh lima anaknya hingga sukses meraih gerar sarjana. Membekali Bayek menjadi pribadi mandiri dan berani merantau hingga ke New York, Amerika Serikat.

Tinah mewakili ibu dan perempuan Indonesia, yang berjuang sepenuh hati berbekal kejujuran dan niat baik, demi masa depan lebih cerah. Sim mewakili sosok ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarga, memastikan seluruh anggota keluarganya berteduh nyaman dalam rumah yang dibangunnya dengan penuh kesabaran.

Seperti di novel pertamanya, 9 Summers 10 Autumns, Dari Kota Apel ke The Big Apple, melalui Ibuk, Iwan juga tak meninggalkan karakter tulisannya. Ia menyisipkan kata-kata sarat makna dan motivasi. Kali ini, kata-kata penuh makna itu berasal dari pengalaman sang Ibuk dan Bapak.

Iwan menuliskan, ia selalu teringat kata-kata sederhana Ibuk dalam yang memotivasinya, "Jangan takut, coba dulu," ketika Iwan harus meninggalkan Kota Batu menuju Bogor untuk melanjutkan pendidikan tinggi selepas SMA.

Sosok Ibuk juga mewakili perempuan perkasa yang membangun hidup tanpa jeda. Pada bagian ke-13 novel ini, Ibuk juga tampil sebagai pembela perempuan dalam keluarga. Dituliskannya, "Anak-anak perempuan juga, mesti kuliah! gak cukup sampe SMP atau SMA saja. Biar kamu semua dapat kerjaan bagus, biar semua bisa mandiri, menjadi manusia bermartabat." Kata-kata yang membakar semangatnya, juga anak-anaknya, meski kondisinya saat itu keluarga Tinah dan Sim dilanda masalah keuangan, terutama untuk membayar sekolah anak-anaknya.

Tak hanya Ibuk yang menjadi sumber inspirasi dan kekuatan iwan. Sang ayah yang meninggal dunia pada awal 2012 lalu, juga menjadi sumber motivasinya. Iwan menuliskan bagaimana sang bapak bertekad kuat membangun rumah, selepas bekerja menarik angkot ia mengangkat pasir dan batu, membantu tukang membangun rumah untuk keluarganya.

Iwan menggambarkan bagaimana sang bapak berjuang untuk keluarga, melalui tulisannya, "Hidup adalah perjuangan membangun rumah untuk hati. Mencari penutup lubang-lubang kekecewaan, penderitaan, ketidakpastian dan keraguan. Akan penuh dengan perjuangan. Dan itu yang akan membuat sebuah rumah yang indah."

Perjuangan sang bapak selalu melahirkan harapan buat kelima anaknya. Semangat sang bapak, di mata Iwan, membakar semangat kelima anak-anaknya untuk berjuang dalam hidup.

Kalau Anda berani, membaca karya sastra bertajuk Ibuk bukan semata merefleksi diri namun memicu setiap pribadi untuk tak ragu menyongsong masa depan, bermodalkan keberanian seperti Ibuk yang tak gentar menghadapi kehidupannya, menjadi perempuan, ibu, istri yang memahami apa yang menjadi tujuan hidupnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com