Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bidan di Pedalaman Boven Digoel

Kompas.com - 29/06/2012, 11:40 WIB

Selama 16 tahun ia menjadi bidan, sudah tidak terhitung berapa jumlah ibu bersalin yang telah dibantunya. Siang itu, misalnya, di RSUD Boven Digoel, Agnes tengah membantu menolong seorang pasien yang mengalami abortus (keguguran). Ia mengantarkan pasien itu ke rumah sakit dengan menumpang angkutan kota.

Harap maklum, di Boven Digoel, ambulans adalah barang langka. Sopirnya tidak bisa diminta atau dipanggil saat ada keadaan darurat. Pasien yang sedang hamil tiga bulan tersebut sebulan lalu datang kepadanya untuk memeriksakan kehamilan.

”Saat itu keluar bercak-bercak darah dari pasien. Kandungannya tidak kuat. Saya sudah melarang dia kerja dulu, tetapi beberapa hari lalu dia mulai kerja lagi,” kata istri Cornelius Frans Wigo ini. Kelancaran tugas Agnes ditopang profesi sang suami sebagai mantri di Instalasi Gawat Darurat RSUD Boven Digoel.

Angka kematian tinggi

Selama ini, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di pedalaman Boven Digoel masih rendah. Hal ini berkaitan erat dengan belum tersedianya fasilitas kesehatan yang bermutu, merata, dan mudah dijangkau masyarakat, juga kurangnya tenaga kesehatan.

Selain itu, faktor geografis dan transportasi yang sulit pun turut berperan. ”Angka kematian bayi di daerah pedalaman masih tinggi,” ungkapnya.

Data Dinas Kesehatan Boven Digoel menunjukkan, tahun 2011, kematian bayi tercatat 21 kasus, abortus 19 kasus, kematian anak balita 9 kasus, dan kematian ibu 2 kasus. Angka ini bisa jadi lebih tinggi karena masih banyak kampung di pedalaman yang jauh dari jangkauan tenaga kesehatan sehingga tak tercatat.

Kesadaran memeriksakan kehamilan di kalangan ibu hamil juga masih rendah. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Boven Digoel, tahun 2011, kunjungan pemeriksaan kehamilan pada usia kehamilan 0-12 minggu sebanyak 6.052 ibu hamil. Akan tetapi, pada usia kehamilan 3 bulan ke atas, kunjungan pemeriksaan merosot menjadi hanya 730 ibu hamil. Hal itu semakin menambah risiko saat melahirkan.

Dari 1.036 kunjungan ibu hamil dengan faktor risiko, yang terbanyak adalah jarak kehamilan kurang dari dua tahun, yakni 24,32 persen. Kasus gizi buruk pun semakin menambah deretan persoalan kesehatan di daerah itu. Pada 2011, anak balita gizi buruk tercatat sebanyak empat orang.

Berbagai persoalan itu masih menjadi tugas berat bagi bidan Agnes dan tenaga kesehatan lain di Boven Digoel. Bagi Agnes, panggilan hidupnya sebagai bidan akan selalu dilakoni dengan semangat pengabdian untuk terus menolong.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com