Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 30/08/2022, 08:42 WIB
Felicitas Harmandini

Editor

 

Hilang motivasi dan respect

Tampaknya, banyak orang tidak menyadari sikap ini bisa mengakibatkan hilangnya motivasi dan respect dari orang lain.

Kita bisa melihat betapa meminta maaf, bukan hal mudah.

Tidak sedikit karyawan mengeluhkan atasannya yang enggan mengakui kesalahan, meski nyata-nyata kesalahannya bisa dilihat oleh semua orang.

Dalam lirik lagunya, Elton John bahkan mengungkapkan: "Sorry seems to be the hardest word".

Meski sulit, nyatanya orang seperti Lance Armstrong beberapa tahun silam, secara dramatik dan tegar, berani meminta maaf kepada keluarganya dan para pendukungnya, karena kasus doping.

Baca juga: Seperti Jerome Polin, Pentingnya Tak Ragu Meminta Maaf Saat Dikritik

Dia pun harus mengembalikan tujuh medali kejuaraan Tour de France.

Dalam skala besar, kita menyaksikan kejantanan Akio Toyoda, kala menjabat CEO Toyota, meminta maaf kepada Pemerintah Amerika Serikat, tentang kesalahan produksi mobil Prius.

Meski tidak mudah, kita segera melihat betapa tindakan meminta maaf sangat penting dalam memperkuat dan memperbaiki hubungan interpersonal.

Ini adalah hal yang sedemikian penting dalam tugas kelompok, organisasi, bahkan negara.

Bukankah permintaan maaf yang tulus pun sangat diperlukan untuk memulai negosiasi, menyelesaikan konflik, dan memperbaiki rasa percaya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com