Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 18/04/2017, 07:11 WIB
|
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com - Pengalaman di masa kecil yang bersifat traumatik akan meninggalkan bekas yang sulit dipulihkan, bahkan juga memicu gangguan perilaku.

Anak-anak yang sering menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang memiliki perilaku psikopat. Demikian menurut studi terbaru.

Dalam penelitian itu, peneliti mengamati perilaku psikolat pada 130 narapidana laki-laki dan mewawancarai untuk mencari tahu apakah mereka pernah menyaksikan kekerasan dalam rumah saat usia anak-anak.

Istilah "psikopat" seringkali digunakan secara tidak tepat oleh awam untuk mendeskripsikan seseorang yang kejam. Namun, dalam dunia psikologi istilah ini punya arti spesifik.

Salah satu yang termasuk dalam perilaku psikopat adalah perasaan tidak realistik seseorang lebih superior dibanding orang lain, cenderung memanipulasi orang lain, tidak ada empati, dan kecenderungan melakukan tindakan antisosial seperti kejahatan.

Hasil studi ini menyimpulkan, bukan hanya anak yang jadi korban kekerasan saja yang bisa memiliki perilaku psikopat, tapi juga anak-anak yang menyaksikan kekerasan di rumahnya.

Mengapa anak-anak tersebut akan menjadi psikopat belum diketahui dengan jelas. Namun, seorang anak memang meniru perilaku yang ada di lingkungan terdekatnya.

Bukan hanya itu, anak-anak tersebut juga memiliki perilaku psikopat sebagai cara untuk menghindar agar tak menjadi target kekerasan yang dilakukan anggota keluarganya.

Penelitian yang dipimpin oleh Monika Dargis, kandidat doktor psikologi ini memilih populasi narapidana karena psikopat lebih sering ditemui di populasi ini.

Meski demikian, penelitian ini tidak menemukan hubungan sebab akibat, namun hanya adanya kaitan saja.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Foxnews
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke