Penulis
BINTARO, KOMPAS.com - Gorga adalah kesenian ukir atau pahat Batak Toba yang umumnya digunakan untuk menghiasi rumah-rumah adat dan alat kesenian seperti gendang, serunai, atau kecapi. Motif Gorga sangat banyak dan masing-masing memiliki makna tertentu.
Seiring perkembangan jaman, motif Gorga yang dahulu hanya dipahatkan pada kayu, dipakai pula sebagai motif kain dan ulos. Yang terbaru, pola-pola indah tersebut kini diterapkan juga pada batik.
Batik motif Gorga dari Paras AyuBaca juga: Batik Apakah yang Anda Kenakan Hari Ini?
“Ada banyak sekali motif Gorga yang indah dan sarat makna. Namun tidak semua boleh dipakai begitu saja. Ada beberapa motif yang sakral atau dikeramatkan sehingga tidak bisa dipakai untuk pakaian,” ujar Ayu yang juga perancang busana, saat memperkenalkan karyanya di Hotel Santika Bintaro, Senin (2/10/2017).
Batik motif Gorga dari Paras AyuDan seperti warna-warna asli yang digunakan dalam Gorga, Ayu juga menggunakan tiga warna dominan yaitu merah, hitam, dan putih. “Merah adalah lambang keberanian dan kekuatan, hitam bisa melambangkan kegelapan atau kesedihan, sedangkan putih kesucian,” papar Ayu yang membuat karya-karyanya di Yogyakarta.
Paduan tiga warna dalam motif Gorga itu menghasilkan batik yang elegan dan terkesan sakral.
Adapun batik rancangan Paras Ayu ini tidak diperuntukkan sebagai kain atau sarung, namun dibuat agar bisa dijahit menjadi pakaian. “Karenanya kita bisa dengan mudah mempertemukan motif-motif itu agar tidak berantakan,” kata Ayu.
Dalam beberapa desainnya yang diperagakan pada Hari Batik Nasional ini, Ayu juga memadukan motif Gorga dengan motif parang yang umumnya ditemui pada batik Jogja dan Solo. “Ini menggambarkan perpaduan antara Jawa dan Batak,” ujarnya.
Lewat batik Gorga, kekayaan batik di tanah air semakin bertambah. Selain itu, kekayaan budaya Batak bisa lebih dikenal tidak saja lewat pahatan atau kain ulos, namun juga melalui batik.
Batik motif Gorga dari Paras Ayu“Kecintaan terhadap warisan budaya Indonesia, kami buktikan dengan rutin menggelar acara Batik Fashion Lunch, yang menjadi ajang unjuk karya para penggiat dan pengrajin Batik, khususnya UKM serta perancang kreatif, sehingga menjadi wadah mempertemukan dengan para pencinta Batik”, ujar Ariestra, General Manager Hotel Santika Premiere Bintaro.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang