Sebagai generasi penerus, Moko merasa terketuk hatinya untuk melestarikan budaya warisan nenek moyang agar tak lenyap dimakan zaman.
Meski saat ini kehadiran wayang orang Sriwedari kembali dilirik oleh penonton muda, bukan berarti Moko tak sempat mengalami masa 'suram' saat bergabung dengan pertunjukan wayang orang ini.
Baca :Pentas Wayang Orang Sriwedari, Pernah Hanya "Ditonton Kursi"
"Pernah juga sepi penonton saat tampil. Rasanya kurang semangat saat manggung. Beda kalo penonton lagi ramai, kita merasa lebih semangat dan bergairah waktu tampil," kata pemuda alumni jurusan Seni Tari ISI Surakarta ini.
Sebagai upaya pemerinta untuk melestarikan seni lokal, pemerintah setempat meminta bahwa para pemain wayang orang harus tetap menjalankan tugasnya "manggung" meski tak seorang pun duduk di kursi penonton.
Para pemain wayang juga harus melakukan pementasan setiap hari Senin hingga Sabtu. Oleh karena itulah, mereka tak memiliki jadwal latihan. Semua penampilan di atas pentas dilakukan secara spontan dan hanya berdasarkan arahan sang sutradara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.