KOMPAS.com - Terpapar teknologi sejak lahir, generasi Alfa merupakan generasi yang paling pintar dibanding pendahulunya. Diperlukan pola asuh dan stimulasi yang tepat untuk menemukan kelebihan anak.
Generasi alfa adalah anak-anak dari generasi milenial atau mereka yang lahir setelah tahun 2010 dengan usia paling tua adalah anak-anak berusia lima tahun.
Meski mereka belum masuk sekolah dasar, tetapi mereka bahkan sudah pandai menggunakan gawai saat usianya belum genap dua tahun. Mereka adalah generasi paling terdidik dan melek teknologi. Namun, segala kemudahan tersebut dikhawatirkan membuat daya juang mereka lebih rendah.
Dibanding generasi sebelumnya, mungkin tantangan saat anak-anak generasi alfa ini dewasa akan lebih ketat. Untuk itu mereka perlu memiliki bakat atau keterampilan khusus.
"Mereka harus memiliki keterampilan dan keahlian yang spesifik. Di masa depan, inilah yang bisa jadi bintang," kata psikolog anak dan remaja Roslina Verauli, di sela acara konferensi pers Cussons Bintang Kecil 6 di Jakarta beberapa waktu lalu.
Teknologi yang dikuasai anak sejak dini, menurut psikolog yang disapa dengan Vera ini, bisa dimanfaatkan untuk mengenali dan mengembangkan bakat anak.
"Misalnya saja untuk merekam tumbuh kembang anak, mengajak anak belajar lagu, jadi teknologi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang positif," katanya.
Punya mimpi
Setiap individu sejak lahir sudah memiliki dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.
"Tugas orangtua adalah membantu anak untuk punya impian. Sumber impian itu adalah dari apa yang kita hayati, kekuatan dirinya, dan profil kepribadiannya," ujar Vera.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.