Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/03/2018, 11:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Dengan seragam sekolah yang masih menempel, mereka langsung bergegas mengambil posisi.

Paham betul tak membawa pakaian safety, dia membantu menahan selang agar teman yang berada paling depan tak terlempar akibat tekanan air.

“Selang itu saya dekap, ditahan agar tidak melempar teman di depan,” kata Stenly kepada Kompas Lifestyle, di Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat (2/3/2018) lalu.

Api padam, tapi Stenly dan kawannya dipanggil guru. Mereka diinterogasi kenapa meninggalkan kelas tanpa pamit.

Dia menjelaskan semua cerita tadi, dan beruntung guru di sekolahnya menerima.

“Tapi ada catatan, besok-besok jangan semuanya pergi, satu orang saja,” kata Stenly sembari tertawa.

Sebagai petugas damkar, Stenly harus siap dengan risiko apa pun, termasuk kecelakaan kerja.

Tahun 2017 lalu dia pernah terjatuh dari atas mobil damkar. Saat hendak berganti posisi duduk, dia terpeleset dan jatuh. Tangan kiri terlindas ban depan mobil.

“Tangan ini patah bang terlindas, tapi semangat saya tidak,” kata Stenly yang kini sudah pulih dan mengaku tak kapok.

Meski berisiko besar, Stenly mengerjakan tugasnya tanpa pamrih. Tak sepeser pun digaji. Semua dilakukan karena semata-mata sosial dan ingin menambah ilmu.

“Saya ingin lebih banyak membantu masyarakat,” kata dia kini yang bekerja di toko kelontong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com