Sebaliknya, mereka akan membandingkan harga tiap item.
Di sini, dia menggunakan contoh bagaimana konsumen menentukan merek kopi mana yang akan dibeli.
Misalnya kopi merek "A" yang dijual dengan harga Rp 10.000 per bungkus dengan kemasan yang menarik.
Richard Shorton menyarankan agar kita membandingkannya dengan harga di toko terdekat lainnya.
Bisa jadi, ada kopi dengan jenis serupa yang dijual dengan harga lebih murah meski tak dikemas dengan cara yang menarik.
Menurut dia, hanya dengan memahami perbedaan tersebut maka perbedaan mendasar akan dirasakan.
Sebab, dengan cara tersebut para penjual biasanya melakukan trik sederhana untuk mempengaruhi pembeli.
Baca: Bedakan Keinginan dan Kebutuhan Saat Belanja Online
2. Pengaruh musik
Percaya atau tidak, musik dapat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku belanja kita.
Untuk menjelaskan hal ini, Richard Shotton mengacu pada sebuah riset yang dipimpin oleh Adrian North.
Dalam penelitian itu, periset meminta pemilik sebuah supermarket memutar musik Perancis dan Jerman secara bergantian pada salah satu bagian supermarket yang menjual anggur.
Hasilnya, saat musik dari Perancis dimainkan, anggur Perancis lebih populer. Namun ketika mereka beralih ke musik dari Jerman, justru anggur Jerman terjual lebih banyak.
"Isyarat halus memiliki pengaruh yang mengejutkan," ucap Richard Shorton.
Baca: Belanja "Online" Kian Digemari, Akankah Belanja "Offline" Lenyap?