Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/05/2018, 18:56 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf berharap Museum Macan bisa menjadi pemicu museum-museum atau event-event seni lainnya agar bisa menarik berbagai lapisan masyarakat.

"Seperti Java Jazz dulu, tidak semua orang mengerti jazz. Tapi dibuat suasananya kekinian. Di sini juga pengenalan seni dilakukan melalui cara-cara yang lebih dekat sama mereka anak muda," ujar Triawan.

Beberapa hal menurut Triawan perlu dicontoh oleh museum lainnya. Di antaranya pengelolaan tempat yang lebih profesional, promosi yang lebih gencar, hingga tempat penyimpanan karya seni yang memadai.

Ia berjanji, jika kondisi keuangan negara sudah membaik, maka pemerintah akan lebih agresif memaksimalkan lebih banyak gagasan di dunia seni.

"Sebetulnya setiap tempat, apakah galeri, museum atau apapun kalau dijalankan secara profesional dengan kesungguhan hati, pasti bisa. Dan harusnya kita mampu," ucap Triawan.

Rancangan arsitek asal London

Pihak pengelola Museum Macan tidak dengan sengaja membuat museum tersebut menjadi tempat yang 'Instagramable'.

Meski begitu, Ketua Yayasan Museum Macan, Fanessa Adikoesoemo menjelaskan bahwa Museum Macan dirancang oleh arsitek asal London, Inggris sehingga memiliki nuansa yang berbeda dengan museum-museum di Indonesia pada umumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com