Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/05/2018, 18:56 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya foto-foto instalasi karya seni di Museum Macan yang diunggah ke Instagram membuat Astari (26) penasaran dan ingin mengunjungi langsung Museum Macan.

Salah satu instalasi favoritnya adalah infinity room, atau karya 'Brilliance of the Souls' dari seniman asal Jepang Yayoi Kusama.

"(Penasaran) karena lihat di Instagram hits banget dan sekalian ingin tahu seni kontemporer. Keren aja lihatnya," ujar Astari.

Aktris sekaligus Penyanyi Bunga Citra Lestari juga berada di antara banyak pengunjung Museum Macan di hari pembukaan pameran Yayoi Kusama, Selasa (8/5/2018) malam.

Menurutnya, Museum Macan berhasil membentuk konsep museum yang unik dan berbeda sehingga menjadi daya tarik anak muda.

Baca juga : Museum Macan Dibuka November 2017

Selain instalasi karya seni Yayoi Kusama yang identik dengan motif polkadot, Bunga melihat Museum Macan memiliki ambience yang enak untuk dinikmati dan area galeri yang luas.

"Lebih modern dan lebih kekinian. Museum bukan cuma tempat buat melihat karya seni tapi juga bersosialisasi dengan banyak orang dan keren banget," kata Bunga.

Ia mengaku senang berkunjung ke museum saat berada di luar negeri. Namun, saat ini menurutnya tak perlu lagi berkunjung ke museum di luar negeri karena sudah ada Museum Macan.

"Museum Macan kayak sudah jadi perbincangan terutama di Jakarta. Mudah-mudahan yang di luar Jakarta bisa datang ke Jakarta untuk datang ke Museum Macan," kata wanita yang akrab disapa 'BCL' itu.

Salah satu karya seniman Yayoi Kusama yang dipamerkan di Museum Macan, Jakarta.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Salah satu karya seniman Yayoi Kusama yang dipamerkan di Museum Macan, Jakarta.
Masih banyak pula masyarakat yang penasaran dengan Museum Macan namun belum sempat berkunjung.

Inge (26), misalnya, karyawan swasta asal Yogyakarta yang penasaran karena banyak orang mengatakan Museum Macan mirip dengan Artjog.

"Katanya mirip-mirip sama Jogart konsepnya. Bedanya ini yang dipamerin (juga) koleksi pribadi," kata Inge.

Di samping itu, spot foto Instagramable di Museum Macan juga membuatnya lebih penasaran. Terlebih, ia mendengar tiket museum harus dipesan jauh hari agar tak kehabisan.

"Penasarannya makin jadi karena hype di medsosnya juga gila. Katanya sih Instagramable. 10 persen terpengaruh, lah," tuturnya.

Museum Macan yang memiliki tampilan kontemporer seolah mengubah citra museum yang terkesan kuno dan menjadi tempat belajar.

Lebih dari itu, masyarakat modern yang senang berfoto juga penasaran mengunjungi museum ini karena dianggap memiliki spot-spot foto yang menarik.

Seorang pengunjung tengah mengambil foto salah satu instalasi karya seniman Yayoi Kusama di Museum Macan, Selasa (8/5/2018).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Seorang pengunjung tengah mengambil foto salah satu instalasi karya seniman Yayoi Kusama di Museum Macan, Selasa (8/5/2018).
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf berharap Museum Macan bisa menjadi pemicu museum-museum atau event-event seni lainnya agar bisa menarik berbagai lapisan masyarakat.

"Seperti Java Jazz dulu, tidak semua orang mengerti jazz. Tapi dibuat suasananya kekinian. Di sini juga pengenalan seni dilakukan melalui cara-cara yang lebih dekat sama mereka anak muda," ujar Triawan.

Beberapa hal menurut Triawan perlu dicontoh oleh museum lainnya. Di antaranya pengelolaan tempat yang lebih profesional, promosi yang lebih gencar, hingga tempat penyimpanan karya seni yang memadai.

Ia berjanji, jika kondisi keuangan negara sudah membaik, maka pemerintah akan lebih agresif memaksimalkan lebih banyak gagasan di dunia seni.

"Sebetulnya setiap tempat, apakah galeri, museum atau apapun kalau dijalankan secara profesional dengan kesungguhan hati, pasti bisa. Dan harusnya kita mampu," ucap Triawan.

Rancangan arsitek asal London

Pihak pengelola Museum Macan tidak dengan sengaja membuat museum tersebut menjadi tempat yang 'Instagramable'.

Meski begitu, Ketua Yayasan Museum Macan, Fanessa Adikoesoemo menjelaskan bahwa Museum Macan dirancang oleh arsitek asal London, Inggris sehingga memiliki nuansa yang berbeda dengan museum-museum di Indonesia pada umumnya.

Seorang pengunjung tengah berfoto di salah satu instalasi karya seniman Yayoi Kusama di Museum Macan, Selasa (8/5/2018).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Seorang pengunjung tengah berfoto di salah satu instalasi karya seniman Yayoi Kusama di Museum Macan, Selasa (8/5/2018).
"Jadi tempatnya kelihatan seperti museum kontemporer dan mirip gedung-gedung yang tidak ada di Indonesia. Jadi rasanya enggak seperti museum-museum kuno," kata Fanessa.

Ia memahami masifnya penyebaran informasi soal Museum Macan di media sosial lewat 'mulut ke mulut'. Pihak Museum Macan sangat senang dengan hal itu karena edukasi publik bisa juga dilakukan lewat informasi di media sosial tersebut.

Banyaknya anak muda yang membincangkan dan mengunggah foto Museum Macan di media sosial sejalan dengan pengunjung museum yng menurutnya didominasi oleh anak muda.

"Paling mendominasi memang millenial. Tapi kami juga banyak dikunjungi keluarga. Pasangan-pasangan muda yang membawa anak kecil. Karena kami juga ada program edukasi untuk anak kecil yang lumayan kuat," tuturnya.

Salah satu hal yang berupaya dibangun dan terus dikembangkan adalah engagement alias keterikatan antara museum dan pengunjung.

Hal itu dilakukan melalui beberapa program yang melibatkan masyarakat. Mulai dari panel kurator, workshop, dan acara lainnya yang membuat masyarakat berkunjung lebih dari satu kali.

Fanessa melihat antusiasme masyarakat cukup besar.

"Sejauh ini semua tertarik karena banyak yang menganggap sumber-sumber dan materi belajar di sini belum pernah didapatkan sebelumnya. Makanya publik benar-benar antusias untuk mengalami apa yang belum mereka temukan di museum lain," kata Fanessa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com