Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gawai Berdampak Buruk, Pemerintah Kaji Regulasi Pembatasan

Kompas.com - 26/07/2018, 17:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Kalau tidak ada HP (anak yang kecanduan) akan gelisah. Kalau direkam otaknya ada bagian prefrontal cortex, bagian depan kepala, ini bermasalah," kata Pribudiarta.

"Makanya sering teman-teman juga menyebut ini narkolema, narkoba lewat mata. Dampaknya sama," sambung Pribudiarta.

Kasus candu gawai menurut dia, seperti fenomena gunung es, karena banyak yang tak terlihat di permukaan. Namun, kasus yang ditangani unit layanan sudah cukup banyak.

"Yang pergi ke unit layanan sekarang sudah banyak. Publik juga jadi tahu bahwa ini penyakit," tuturnya.

Apalagi, tambah dia, pengguna aktif ponsel di Indonesia mencapai sekitar 281,9 juta. Jumlah tersebut bahkan lebih banyak dari jumlah penduduk Indonesia.

Artinya, diasumsikan bahwa orang yang memiliki ponsel lebih dari satu juga sudah banyak.

"Negara kita pengguna HP aktif. Semua harus merasa bahwa ini adalah tanggungjawab kira bersama untuk melindungi anak-anak ke depan," kata Pribudiarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com