Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tahun Perjalanan Cotton Ink, Berawal dari Facebook dan Modal Minim

Kompas.com - 08/10/2018, 06:10 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Cara pemasaran mereka saat itu sebetulnya sangat tradisional. Misalnya, melakukan aktivitas pemesanan melalui surat elektronik dengan format khusus. Nama dan alamat tujuan pun pernah mereka tulis sendiri menggunakan tangan.

"Pernah enggak nyampai (ke pemesan) karena tulisan saya salah hahaha, emang dari nol banget. Tapi sampai sekarang Alhamdulillah belum pernah pinjam duit, kami self funding. Uang kami puterin terus," kata Carline.

Carline dan Ria merasa, Cotton Ink berdiri pada waktu yang tepat. Bisnis media sosial 10 tahun silam tidak seramai saat ini. Ketika mereka memulai, penjualan bahkan mengandalkan informasi dari mulut ke mulut.

"Waktu itu aku percaya, word of mouth marketing sangat pengaruh," ujar Ria.

Seiring berjalannya waktu, Cotton Ink mulai memasarkan produk lewat situs blogspot sebelum akhirnya memiliki situs sendiri pada 2010. Mereka kemudian masuk ke dunia Instagram sebelum media sosial itu seterkenal sekarang.

"Orang-orang belum main IG kami sudah masuk duluan. Jadi istilahnya kami sudah mengumpulkan massa duluan," kata Ria.

Pada awal berbisnis, Carline dan Ria mengurusi segala sesuatunya berdua saja. Bahkan mulai dari proses pemilihan kain. Dulu keduanya bahkan rajin pergi ke toko kain untuk berburu bahan ketika belum memiliki akses yang luas dengan pemasok kain.

“Masih beli ketengan, masih keliling-keliling cari bahan yang bagus di macam-macam pasar. Tanah Abang kek, Mayestik kek, pokoknya kami cari-cari saja. Jujur itu capek banget sih,” kenang Carline.

“Seminggu bisa dua kali,” sahut Ria. “Pakai (mobil) Luxio di bagasi sampai isinya gulungan-gulungan kain.”

Totalitas keduanya dalam menjalankan bisnis pakaian bahkan terbawa pula ketika sedang berlibur di luar negeri.

“Pernah pergi sama Ria ke Bangkok, jalan-jalan setelah capek kerja. Eh ke toko kain juga terus beli kain,” ucap Carline sambil tertawa. “Maksudnya, kami benar-benar dulu kerjain semua sendiri dan menganggap Cotton Ink kayak anak sendiri.”

Brand & Marketing Director Cottonink Ria Sarwono (kiri) dan Creative Director Cottonink Carline Darjanto pada perayaan ulang tahun ke-10 Cottonink di GoWork Pacific Place, Jakarta, Senin (3/9/2018).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Brand & Marketing Director Cottonink Ria Sarwono (kiri) dan Creative Director Cottonink Carline Darjanto pada perayaan ulang tahun ke-10 Cottonink di GoWork Pacific Place, Jakarta, Senin (3/9/2018).
Hingga saat ini, Cotton Ink sudah memiliki beberapa label turunan, seperti Cotton Ink Mini, Cotton Ink Studio, hingga Cotton Ink Archipelago.

Tak hanya menjajal penjualan secara online, Cotton Ink juga memiliki tiga gerai offline Cotton Ink di Jakarta, yaitu Plaza Senayan, Pondok Indah Mall 2 dan Kota Kasablanka. Beberapa kota lainnya juga sempat disambangi Cotton Ink lewat pop up storenya.

Merasa baru mampu menguasai pasar Pulau Jawa, Cotton Ink juga memiliki keinginan untuk memperluas jangkauan pasarnya ke daerah-daerah lain di Indonesia.

Tawaran membuka toko-toko baru sebetulnya sudah banyak berdatangan. Namun, keduanya ingin memastikan membuka toko di lokasi terbaik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com