Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Nyaman, Memutar Punggung hingga Berbunyi Berbahaya...

Kompas.com - 14/10/2018, 13:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memutar punggung hingga berbunyi pasti terasa melegakan dan seolah mampu meredam pegal-pegal.

Perasaan semacam ini sama halnya dengan yang kita rasakan ketika meremas buku-buku jari tangan.

Nyatanya, melakukan kebiasaan itu justru hanya berakibat fatal.

Pakar Chiropractic, Chris Vargas mengatakan, suara yang muncul ketika kita memutar punggung menunjukan pergeseran sendi tulang belakang.

Chiropractic selama ini diklaim sebagai metode terapi yang berfokus untuk mengoreksi kelainan tulang belakang, otot dan sendi saraf.

"Suara retak yang terdengar adalah pelepasan gelembung gas di dalam sendi tulang belakang," kata Vargas.

Baca juga: Agar Tulang Tak Keropos, Orang Tua Harus Rajin Minum Susu

Menurut dia, ketika tulang belakang tidak sejajar, sendi dapat membengkak dan terisi gelembung yang mungkin muncul ketika kita bergerak dengan cara tertentu.

Gelembung tersebut merupakan kantong gas nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida di dalam cairan sendi yang terakumulasi ulang dari waktu ke waktu.

Pakar medis Dr Joshua Scott mengungkapkan, kondisi inilah yang membuat kita tidak bisa melakukannya berkali-kali pada sendi yang sama.

Sebagai contoh, setelah kita duduk sepanjang hari, punggung mungkin berbunyi saat kita mencoba memutar, membungkuk, atau bergerak. Saat itu tulang belakang bergeser kembali ke posisi normal.

Namun, Vargas mengatakan meski bunyi yang muncul pada tulang bisa terjadi karena unsur ketidaksengajaan, banyak orang yang melakukannya secara sadar.

"Biasanya, mereka melakukannya untuk menghilangkan ketidaknyamanan yang disebabkan pergeseran tulang," kata Vargas.

Para ahli di Atlantic Brain & Spine, mengatakan, terkadang orang akan memutar atau bergerak agar sendi tulang belakang berbunyi karena mereka merasakan kenyamanan saat melakukannya.

Riset tahun 2011 membuktikan orang mengasosiasikan suara melepaskan sendi bagai bantuan, meski tidak banyak berpengaruh.

Baca juga: Snug Piercings, Tren Tindik Telinga Tembus Tulang Rawan, Berani?

Beberapa ahli Chiropractic mengklaim memutar punggung hingga berbunyi dapat melepaskan zat-zat yang terasa baik yang disebut endorphins.

Namun, para ahli juga mengatakan, kebiasaan ini dapat membahayakan tulang dan sendi.

Memutar punggung bisa menyebabkan nyeri punggung kronis karena cakram dan saraf yang rusak.

Melakukannya dapat menyebabkan sendi tulang belakang mengalami keausan.

Pakar Chiropractic William Charschan mengatakan memutar tulang belakang tidak akan mengatasi masalah, karena bisa memanipulasi sendi yang salah.

Sementara, menurut Vargas, banyak orang yang memutar punggung hingga berbunyi sebenarnya memiliki subluksasi tulang belakang, vertebra mereka tidak sejajar.

Melakukannnya hanya menggerakkan sendi yang menyebabkan subluksasi.

Jadi seiring waktu, kata Vargas, ini akan membuat masalah utama lebih buruk, atau akan merusak sendi tersebut.

Meskipun menggerakan tulang belakang hingga berbunyi secara rutin bisa membahayakan, sesekali melakukannya tidak akan menimbulkan masalah. Misalnya, setelah kita duduk seharian.

Baca juga: Hari Tidur Sedunia 2018, Pentingnya Tidur bagi Sendi Kehidupan

"Jika kita menggerakan tulang belakang melalui rentang gerak normal tanpa menggunakan kekuatan tambahan, dan kita kebetulan mendengar suara retak itu, ini aman," kata Vargas.

Scott juga mengatakan orang-orang yang memutar punggung mereka sekali-sekali tidak mungkin melukai diri mereka sendiri.

Menurut dia, tubuh secara alami membatasi gerakan kita untuk melindungi sumsum tulang belakang.

Namun, menggerakan belakang berulangkali dapat meregangkan ligamen di sekitar tulang belakang.

"Ini yang menyebabkan gerakan berlebihan, ketidakstabilan sendi, dan tubuh yang tidak stabil," kata Scott.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com