Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/11/2018, 16:30 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengajarkan anak bersosialisasi sejak dini sangatlah penting, bahkan sejak anak belum memasuki masa sekolah.

Anak yang jarang bertemu dengan anak-anak lain akan mengalami dua kecenderungan, yakni menutup diri atau justru bersikap berlebihan (overacting).

Hal itu diungkapkan salah satu penulis buku "#Buku Mama Bisa: Bikin Playdate Sendiri", Irna Nurul Fatimah yang juga penulis pada blog parenting @productivemamas.

"Ada dua kecenderungan, menutup diri atau overacting karena untuk menutup rasa ketidaknyamanan mereka (ketika bersosialisasi)," kata Irna ketika ditemui di Pacific Place, Jakarta, Selasa (13/11/2018).

Anak yang jarang berinteraksi dengan orang lain juga akan cenderung bereaksi berlebihan ketika berkonflik dengan orang lain sebab belum pernah menghadapi hal semacam itu sebelumnya. Misalnya, anak menjadu agresif atau trauma dengan bermain.

Pada usia anak, bersosialisasi dengan orang lain bisa dilakukan dengan bermain keluar, terutama dengan anak-anak lain, alias playdate.

Ketika waktu itu tiba, apa yang harus dipersiapkan oleh orang tua?

1. Beri penjelasan

Beri penjelasan atau ceritakan pada anak tentang kegiatan yang akan dilakukannya, termasuk tempat dan tujuannya. Dengan begitu, anak akan siap untuk melakukan satu kegiatan tertentu.

"Ini berlaku tidak untuk playdate saja tapi semua rutinitas baru yang akan dihadapi anak. Mulai dari menyapih, MPASI, masuk sekolah, punya adik, dan lainnya," kata Irna.

Danesya Mayra Juzar, Dyah Ayu Amallia dan Irna Nurul Fatimah, penulis buku #Buku Mama Bisa: Bikin Playdate Sendiri yang juga penulis pada blog @productivemamas dalam konferensi pers peluncuran bukunya di Pacific Place Mall, Jakarta, Selasa (13/11/2018).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Danesya Mayra Juzar, Dyah Ayu Amallia dan Irna Nurul Fatimah, penulis buku #Buku Mama Bisa: Bikin Playdate Sendiri yang juga penulis pada blog @productivemamas dalam konferensi pers peluncuran bukunya di Pacific Place Mall, Jakarta, Selasa (13/11/2018).
2. Tidur cukup

Rencana bermain seringkali dilakukan di pagi hari. Irna menyarankan para ibu untuk menjaga agar anak tidak tidur terlalu larut pada malam sebelum jadwal bermain itu tiba.

Kurang tidur akan memengaruhi suasana hati anak saat bermain yang pada akhirnya juga akan merugikan orangtuanya yang sudah merencanakan aktivitas dengan matang.

Selain suasana hati, anak yang kurang tidur bisa saja justru tertidur di tengah jadwal bermain.

"Misal, sudah sampai Ragunan anak masih mengantuk tapi kita paksa. Mereka jadinya akan rewel," tuturnya.

Baca juga: Pahamilah, Manfaat Ayah Bermain dengan Anak...

3. Antisipasi perubahan mood anak

Suasana hati anak bukanlah sesuatu yang bisa dikontrol oleh orangtua. Ketika waktu bermain ke luar, anak bisa saja tiba-tiba hilang mood bermain atau bahkan terlalu aktif dan sulit dikendalikan.

Bisa juga anak mengakami tantrum ketika bermain di luar. Pada kondisi-kondisi tersebut, orangtua dituntut untuk bisa mengatasi perubahan mood anak yang beragam.

"(Misalnya, ketika tantrum) aku ajak hangout dulu, dijauhkan dari anak lain. Atau ketika anak agresif saat mainan kesayangannya direbut kita berusaha nego sama anaknya," kata ibu lima anak itu.

4. Sediakan cemilan

Tak hanya ketika bermain di rumah, ketika bermain di luar pun idealnya ibu menyiapkan cemilan untuk anak. Tak perlu menyiapkan cemilan yang mahal atau rumit, ibu bisa menyiapkan cemilan sehat sederhana kesukaan anak.

Dalam buku yang ditulisnya bersama dua sahabatnya, Danesya Mayra Juzar dan Dyah Ayu Amallia, Irna juga mencantumkan beberapa inspirasi cemilan sehat untuk anak.

Beberapa di antaranya potongan buah segar, pancake, sandwich mini, jagung manis keju, popsicle, hingga infused water.

"Untuk membangkitkan mood biasanya makanan. Jadi, cemilan itu sangat penting," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com