Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/12/2018, 12:45 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Saat kita semakin dewasa, kata Silva, imajinasi tak benar-benar hilang, hanya saja berubah agar sesuai dengan diri kita yang baru dan dewasa.

Baca juga: Pernah Alami Masalah Mental, Pangeran William Kenang Masa Jadi Pilot

"Sebagai orang dewasa, imajinasi tidak selalu selaras dengan kenyataan, jadi kami mengabaikan elemen-elemen yang ada di luar sana," kata Silva.

Meski imajinasi kita mungkin memudar dari waktu ke waktu, itu tidak sepenuhnya terhapus.

Faktanya, Silva mengatakan melatih mindfulness secara teratur dapat membantu kita membangkitkan kembali imajinasi untuk menciptakan realitas yang lebih baik bagi diri kita sendiri.

Peneliti yang terlibat dalam studi Neuron ini berpendapat, kita dapat menggunakan imajinasi secara konstruktif untuk membentuk apa yang dipelajari otak dari pengalaman.

Dengan kata lain, imajinasi kita dapat membantu kita belajar mengalami hal-hal dalam dunia nyata dengan cara yang berbeda, termasuk hal-hal yang biasanya kita takutkan.

Ketakutan bisa datang dalam berbagai bentuk dan tingkat intensitas. Jika kita mengalami ketakutan kronis, sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya kita berbicara dengan dokter.

Ini mungkin terjadi karena kita menderita fobia, yang merupakan kecemasan klinis. Gangguan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan terapi dan, jika perlu, obat-obatan.

Ketakutan non-kronis, bisa saja menghantui diri kita sewaktu-waktu. Tapi, ini bisa kita atasi dengan menyalurkan imajinasi.

"Imajinasi kita adalah di mana pikiran bawah sadar mulai membawa pikiran batin kita yang sebenarnya ke permukaan dan pikiran sadar kita," kata Shannon Thomas, selaku terapis.

Dengan membuka pikiran kita terhadap kemungkinan yang dapat terjadi, kita membiarkan imajinasi bangkit dan membuka diri terhadap keinginan dan kekhawatiran terdalam kita yang mungkin tidak sepenuhnya kita sadari.

Menurut Shanon, itu bisa memengaruhi perilaku kita, khususnya kesehatan mental. Corrie LoGiudice, selaku pelatih emosi, imajinasi kita juga selaras dengan kecemasan.

Itulah sebabnya imajinasi dapat menjadi alat yang sangat kuat, terutama jika kita tahu cara  mengendalikannya.

"Jika imajinasi terus-menerus membayangkan masa depan sebagai tempat yang berbahaya dan tidak ramah, atau peristiwa tertentu hanya dapat berakhir negatif, maka itulah lingkungan yang akan kita ciptakan untuk diri sendiri di masa depan," papar LoGiudice.

Namun, jika kita bisa belajar menggunakan imajinasi untuk menciptakan visi hasil masa depan yang positif, menurutnya, ini akan membantu kita membangun rasa percaya diri yang lebih kuat, dan meminimalkan ketakutan seiring waktu.

Baca juga: Pencinta Hewan Lebih Sehat Fisik dan Mental

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com