Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/12/2018, 09:45 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Emilia mengutip pernyataan seorang profesor di Ohio State University, Gary L. Wenk bahwa lemak tak jenuh tunggal mampu meningkatkan fungsi kognitif otak untuk mengurangi kemungkinan kehilangan ingatan.

Lemak baik ketika dikonsumsi dalam jumlah sedang juga dapat membantu kenaikan berat badan.

European Journal of Clinical Nutrition menjelaskan bahwa mereka yang mengkonsumsi makanan kaya minyak akan cenderung lebih cepat kenyang dan lama. Sebab, minyak akan memperlambat pencernaan dan meningkatkan rasa kenyang.

Lemak juga merupakan salah satu markonutrien yang diperlukan tubuh dalam jumlah cukup besar, yakni 20-35 persen dari ngasupan kalori harian. Usahakan untuk memilih lemak sehat daripada lemak jahat.

4. Makin tua makin baik

Minyak zaitun kaya akan oleic acid dan komponen-komponen minor yang membuatnya stabil. Meski begitu, minyak zaitun tidak sama seperti wine yang semakin lama akan menjadi lebih baik.

"Tetap saja kalau terlalu lama tidak dipakai jadi apak, teroksidasi. Jadi sebaiknya juga dijaga dengan baik," tutur Emilia.

Aroma minyak zaitun justru akan hilang jika semakin lama disimpan. Degradasi kualitas juga akan semakin parah jika terpapar panas, oksigen dan cahaya.

Baca juga: Tingkatkan Cita Rasa Masakan dengan Minyak Zaitun

5. Extra virgin olive oil hanya untuk makanan panas atau dingin

Minyak zaitun cocok untuk segala tipe masakan, termasuk extra virgin olive oil. Sejumlah studi menunjukkan bahwa minyak zaitun dan dan minyak zaitun "light-tasting" memiliki titik asap antara 200-220 derajat celcius. Sementara extra virgin olive oil memiliki titik asap 180 derajat celcius.

Rata-rata temperatur masak kompor sekitar 175 derajat celcius, sehingga semua jenis minyak zaitun berada di atas batas tersebut.

Hanya saja, ketika hendak memasak masyarakat lebih dianjurkan untuk menggunakan selain extra virgin olive oil. Sebab, minyak ini memiliki kandungan antioksidan yang sangat tinggi dan antioksidan akan rusak jika terkena panas. Sehingga, manfaat antioksidan tersebut tidak akan didapatkan secara maksimal.

Kandungan antioksidan tetap terkandung dalam minyak zaitun yang diperuntukkan memasak, namun tidak setinggi extra virgin olive oil.

"Extra virgin olive oil rasanya sedikit pahit dan baunya sedikit keras karena kandungan antioksidan. Antioksidan tidak tahan panas. Tidak rusak 100 persen tapi jadi tinggal sedikit," tuturnya.

Baca juga: Cara Memanfaatkan Minyak Zaitun untuk Kecantikan

Mungkin masih banyak miskonsepsi minyak zaitun lainnya yang beredar di masyarakat. Termasuk salah satunya miskonsepsi bahwa minyak zaitun akan mengubah rasa makanan jika digunakan untuk mengolah makanan tertentu.

Namun, pada intinya minyak zaitun memiliki manfaat yang sangat berlimpah. Hanya saja banyak masyarakat kita yang enggan mengonsumsinya atau enggan beralih dari minyak biasa karena minyak zaitun dianggap mahal.

Banyak pula yang belum menggunakannya karena kurang memahami manfaat minyak zaitun itu sendiri.

Sekarang, siap mencoba masak dan mengkonsumsi makanan dengan minyak zaitun?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com